Pasar saham Indonesia menghadapi kondisi yang cukup menantang pada Selasa (18/3). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam hingga 5,02%, terhenti di level 6.146 pada sesi pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 681 saham yang diperdagangkan, 581 di antaranya mengalami penurunan, sementara 105 saham mencatatkan kenaikan. Kondisi ini menunjukkan ketidakpastian yang masih mendominasi pasar saham Indonesia.
Sebaliknya, pasar kripto menunjukkan ketahanan yang relatif lebih kuat. Kapitalisasi pasar kripto mengalami peningkatan sekitar $50 miliar dalam 24 jam terakhir, dengan total kapitalisasi kini mencapai $2,67 triliun. Meskipun sentimen pasar masih bervariasi, indikator bullish menunjukkan potensi penguatan lebih lanjut pada aset digital ini.
Menurut data dari Tokocrypto, harga Bitcoin saat ini diperdagangkan di kisaran $83.166, sedikit berada di bawah level resistensi utama di $85.000. Jika momentum positif berlanjut, Bitcoin berpotensi menembus level tersebut dalam beberapa hari mendatang, dengan target kenaikan berikutnya menuju $89.800 dan kemungkinan penguatan lebih lanjut hingga $92.000.
Namun, jika tekanan jual meningkat, Bitcoin bisa kembali menguji level support di $80.301. Meski demikian, dengan akumulasi yang tinggi, pasar tetap dianggap menarik bagi investor jangka panjang.
Fyqieh Fachrur, analis di Tokocrypto, menyoroti perbedaan dinamika pasar saham dan kripto saat ini. “Sementara pasar saham Indonesia tengah menghadapi tantangan besar, pasar kripto tetap menunjukkan ketahanan berkat indikator bullish yang positif. Hal ini bisa menjadi pertimbangan penting bagi investor yang sedang menyusun strategi diversifikasi portofolio mereka,” ungkap Fyqieh.
Fyqieh juga mencatat bahwa penguatan regulasi dan peningkatan adopsi institusional turut memberikan stabilitas bagi pasar kripto. “Meski volatilitas tetap ada, fundamental pasar kripto semakin menguat, menjadikannya alternatif yang semakin relevan dalam portofolio investasi global,” tambahnya.
Fokus utama bagi investor global saat ini adalah keputusan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan pada 19 Maret 2025. Keputusan ini diperkirakan akan memberikan arah baru bagi kebijakan moneter AS yang bisa memengaruhi berbagai instrumen investasi, termasuk kripto.
Pasar kripto telah menunjukkan ketahanannya terhadap berbagai kebijakan ekonomi global. Meskipun ada fluktuasi harga dalam jangka pendek, tren jangka panjang menunjukkan bahwa aset digital tetap menjadi pilihan yang relevan dan semakin banyak diadopsi dalam lanskap keuangan yang terus berkembang.
Seiring dengan volatilitas yang terjadi di pasar saham, investor bisa mempertimbangkan untuk lebih mendiversifikasi portofolio mereka dengan memasukkan aset digital. Peningkatan adopsi dan perkembangan fundamental pasar kripto dapat memberikan peluang baru bagi investor yang ingin menambah aset alternatif dalam portofolio mereka.
“Setiap instrumen investasi memiliki karakteristik dan risiko yang berbeda. Dalam menghadapi situasi pasar saat ini, investor perlu mempertimbangkan berbagai pilihan investasi sesuai dengan tujuan jangka panjang mereka,” pungkas Fyqieh.
Tokocrypto adalah platform perdagangan aset kripto No.1 di Indonesia yang sebelumnya terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan kini berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan lebih dari 4 juta pengguna, Tokocrypto memegang posisi kuat di pasar Indonesia dengan lebih dari 380 token/koin yang diperdagangkan. Tokocrypto juga mendapatkan dukungan dari Binance, platform exchange global terbesar di dunia.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: www.tokocrypto.com.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES