KESEHATAN | TD – Para peneliti kembali mengalihkan perhatian mereka kepada virus corona baru yang teridentifikasi pada kelelawar, yaitu HKU5-CoV-2. Virus ini menjadi fokus perhatian karena hanya memerlukan satu mutasi kecil untuk dapat menginfeksi manusia. Sebuah studi yang diterbitkan oleh tim peneliti internasional memberikan peringatan bahwa potensi pandemi baru mungkin sedang mengintai, meskipun saat ini masih dalam tahap awal deteksi.
Apa Itu HKU5-CoV-2?
HKU5-CoV-2 merupakan turunan dari virus HKU5 yang termasuk dalam kelompok betacoronavirus dan ditemukan pada kelelawar dari spesies Pipistrellus abramus di Asia Timur. Virus ini masih tergolong sebagai virus zoonotik, yaitu virus yang berasal dari hewan dan berpotensi menular ke manusia.
Keunikan HKU5-CoV-2 terletak pada kemampuannya untuk menembus sistem pertahanan sel manusia. Dalam penelitian laboratorium terbaru, para ilmuwan menemukan bahwa virus ini dapat memanfaatkan enzim dari tubuh manusia untuk memotong protein ‘spike’-nya, yang memungkinkan virus tersebut melekat pada sel manusia—mekanisme yang mirip dengan cara kerja SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19).
Asal Usul dan Latar Belakang Penemuan
Virus HKU5 pertama kali diidentifikasi pada kelelawar di Tiongkok lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Namun, versi baru yang disebut HKU5-CoV-2 mulai menarik perhatian ketika para ilmuwan dari University of Veterinary Medicine Vienna dan Institut Pasteur Paris melakukan rekayasa laboratorium untuk menguji potensi virus ini dalam menginfeksi manusia. Mereka menemukan bahwa meskipun versi aslinya belum dapat menembus sel manusia, hanya diperlukan satu mutasi kecil pada bagian reseptor virus untuk membuatnya mampu melakukannya.
Mengapa HKU5-CoV-2 Dianggap Berisiko?
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa HKU5-CoV-2 menjadi perhatian di kalangan ilmuwan:
1. Kemampuan Meloncat ke Manusia (Spillover)
Virus ini memiliki struktur yang sangat mirip dengan virus corona sebelumnya yang telah menyebabkan wabah besar. Dalam konteks zoonosis, virus ini berpotensi untuk berpindah dari hewan ke manusia.
2. Hanya Butuh Satu Mutasi Kecil
Berdasarkan hasil studi, virus ini hampir dapat menginfeksi manusia, dan satu perubahan kecil dalam struktur spike-nya cukup untuk membuatnya sangat menular.
3. Bersifat Asimptomatik pada Inang Asli
Pada kelelawar, virus ini tidak menunjukkan gejala. Hal ini memungkinkan penyebaran yang luas tanpa terdeteksi, meningkatkan risiko spillover tanpa disadari.
4. Struktur Mirip SARS dan MERS
HKU5 masih termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan SARS dan MERS, yang keduanya terbukti dapat menyebabkan wabah berbahaya.
5. Minimnya Kesiapan Global Terhadap Virus Baru
Meskipun COVID-19 telah memberikan banyak pelajaran, banyak sistem kesehatan di seluruh dunia masih belum siap menghadapi kemunculan virus zoonotik berikutnya.
Tindakan Pencegahan dan Rekomendasi Ilmiah
Untuk mengurangi risiko munculnya pandemi baru akibat virus seperti HKU5-CoV-2, para ahli merekomendasikan beberapa langkah berikut:
- Pengawasan Ketat pada Satwa Liar: Pemerintah dan ilmuwan perlu meningkatkan pemantauan terhadap kelelawar dan hewan liar lainnya yang menjadi reservoir virus.
- Penelitian Virus Zoonotik Secara Proaktif: Virus yang belum menular ke manusia tetapi menunjukkan potensi adaptasi perlu diteliti lebih lanjut sebelum mengalami mutasi.
- Pembatasan Interaksi Manusia-Hewan Liar: Mengurangi perdagangan hewan eksotis dan mengontrol akses manusia ke habitat liar penting untuk mencegah penularan silang.
- Peningkatan Sistem Deteksi Dini: Penguatan laboratorium kesehatan masyarakat sangat diperlukan agar mampu mengenali virus baru secara cepat sebelum menyebar luas.
- Kolaborasi Global dalam Surveilans Virus: Negara-negara perlu bekerja sama dan berbagi data secara terbuka dalam mendeteksi serta menanggulangi potensi wabah baru.
- Edukasi Publik tentang Risiko Zoonosis: Masyarakat perlu diedukasi bahwa interaksi sembarangan dengan hewan liar dapat membawa dampak besar terhadap kesehatan global.
Demikian pembahasan mengenai HKU5-CoV-2. Virus ini bukanlah ancaman yang langsung nyata saat ini, tetapi merupakan peringatan penting tentang potensi pandemi di masa depan. Dengan pemantauan yang ketat, penelitian berkelanjutan, dan kerja sama global yang solid, risiko kemunculan pandemi baru dapat diminimalkan secara signifikan. (*)