Hati-Hati! Penipuan M-Banking Meningkat Jelang Lebaran, Kerugian Capai Miliaran

waktu baca 4 minutes
Senin, 17 Mar 2025 09:06 0 Patricia Pawestri

KRIMINAL | TD – Jelang Lebaran, euforia menyambut hari raya sering kali disertai dengan peningkatan aktivitas transaksi keuangan, baik itu untuk belanja maupun kebutuhan lainnya. Namun, di sisi lain, momen ini juga dimanfaatkan oleh para penipu untuk melancarkan aksi mereka, terutama melalui metode penipuan mobile banking (MBanking). Data terbaru menunjukkan bahwa kejadian penipuan M-Banking meningkat pesat menjelang Hari Raya Idul Fitri, dengan kerugian yang diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan memperhatikan cara bertransaksi yang aman.

Peningkatan Kasus Penipuan M-Banking

Melihat data Komisi Perlindungan Konsumen Indonesia (KPKI), kasus penipuan yang melibatkan m-Banking terus meningkat secara signifikan menjelang Lebaran. KPKI mencatat penipuan ini terjadi akibat semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan layanan perbankan digital. “Kami mengamati bahwa penipuan M-Banking meningkat hingga 45% dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas seorang perwakilan dari KPKI. Hal ini menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya penerapan teknologi, risiko keamanan juga meningkat.

Penipuan M-Banking umumnya dilakukan dengan cara phishing, di mana penipu akan mengirimkan pesan palsu, mengiming-imingi hadiah, atau meminta informasi sensitif dengan berbagai cara. Hal ini mereka lakukan sambil mencoba meyakinkan korban untuk memberikan detail akun mereka. Keberhasilan para penipu ini seringkali memanfaatkan ketidaktahuan ataupun kepuasan para pengguna dalam memahami keamanan digital. Oleh karena itu, edukasi mengenai cara aman bertransaksi sangat diperlukan di era digital saat ini.

Taktik Penipuan yang Umum Digunakan

Para penipu kini semakin cerdas dalam merancang taktik mereka. Salah satu metode yang paling umum adalah dengan memanfaatkan aplikasi yang tampak resmi, tetapi sebenarnya merupakan aplikasi palsu. “Penipu seringkali memanfaatkan nama bank besar dan membuat aplikasi palsu yang sangat mirip dengan aplikasi asli,” ungkap Adi Prasetyo, seorang pakar keamanan siber. Selain itu, penipu juga menggunakan teknik rekayasa sosial, yaitu memanipulasi korban agar percaya dan memberikan informasi pribadi mereka.

Tak hanya itu, mereka juga sering kali mengirimkan link yang terlihat aman tetapi sebenarnya berisi malware. Begitu korban mengklik link tersebut, perangkat mereka akan terinfeksi, dan informasi penting seperti PIN, password, dan data pribadi lainnya akan dicuri. “Hati-hati dengan pesan yang meminta Anda untuk mengklik atau mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak jelas,” imbuh Adi. Oleh karena itu, selalu pastikan untuk memverifikasi informasi yang diterima, dan hindari mengklik link yang mencurigakan.

Kerugian yang Dialami Masyarakat

Kerugian akibat penipuan M-Banking tidak bisa dianggap remeh. Berdasarkan laporan, kerugian yang dialami masyarakat selama menjelang Lebaran bisa mencapai miliaran rupiah. “Kerugian akibat penipuan ini dapat mengakibatkan dampak finansial yang cukup berat bagi korban, bahkan bisa merugikan kesejahteraan mereka,” ucap Rina Suhendra, seorang ekonom dari Universitas Indonesia.

Kerugian ini bervariasi, mulai dari kehilangan sejumlah uang yang tidak sedikit hingga hilangnya akses ke akun M-Banking. Dalam beberapa kasus, terdapat laporan yang menyebutkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah untuk individu tertentu. Dampak jangka panjang pun bisa terjadi, seperti menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan digital, yang berdampak pada inklusi keuangan secara keseluruhan.

Langkah Pencegahan untuk Masyarakat

Agar terhindar dari penipuan M-Banking, masyarakat perlu melakukan beberapa langkah pencegahan. Pertama, selalu waspada terhadap pesan yang masuk. Jika menerima pesan atau telepon yang mencurigakan, jangan pernah memberikan informasi pribadi seperti PIN atau password. “Masyarakat harus ingat bahwa bank tidak akan pernah meminta informasi sensitif melalui SMS atau telepon,” tegas Rina.

Kedua, gunakan aplikasi M-Banking resmi yang sudah terdaftar di Play Store atau App Store. Pastikan untuk mengunduh hanya dari sumber terpercaya. Ketiga, aktifkan autentikasi dua faktor untuk menambah lapisan keamanan. Hal ini bertujuan agar meskipun data pribadi dicuri, penipu tetap kesulitan untuk mengakses akun.

Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat

Pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai keamanan transaksi digital semakin dibutuhkan di era modern ini. Kampanye yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang dan bank harus lebih masif agar informasi mengenai penipuan M-Banking dapat tersebar luas. “Perbankan dan lembaga perlindungan konsumen harus bersama-sama mendorong kesadaran akan bahaya penipuan ini,” ungkap Adi Prasetyo.

Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk aktif mengikuti informasi terbaru mengenai penipuan. Dengan memanfaatkan media sosial dan platform informasi lainnya, masyarakat bisa mendapatkan update tentang modus-modus penipuan yang sedang marak. Dalam jangka panjang, langkah-langkah ini diharapkan dapat menurunkan angka penipuan M-Banking serta meningkatkan keamanan transaksi digital.

Sebagai kesimpulan, penipuan M-Banking yang meningkat menjelang Lebaran merupakan isu serius yang harus ditangani secara bersama-sama. Dengan meningkatnya kesadaran dan pengetahuan akan risiko penipuan, diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam bertransaksi. Kerugian yang dialami juga menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk terus meningkatkan keamanan dan layanan perbankan digital di masa yang akan datang. Mari bersama-sama kita perangi penipuan M-Banking demi keamanan finansial kita semua. (Nazwa/Pat)

 

""
""
""
LAINNYA