Harga Kedelai Mahal, Produsen Tempe di Tangerang Naikan Harga Jual

waktu baca 2 minutes
Kamis, 24 Feb 2022 15:56 0 Redaksi TD

KOTA TANGERANG | TD — Produsen tempe di Kota Tangerang mulai menaikkan harga jual setelah melakukan mogok produksi selama tiga hari mogok produksi karena tingginya harga bahan baku kedelai impor.

Edo, salah satu produsen tempe di kampung Kampung Tempe Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang mengaku belum ada kejelasan dari hasil mogok yang dilakukan.

“Masih simpang siur, belum ada respon positif dari pemerintah. Intinya kita kan seluruh tukang tempe sudah melakukan demo berupa mogok produksi. Dari kemarin produksi, kalauuntuk penjualan baru mulai Jumat besok,” ujar Edo saat ditemui, Kamis 24 Februari 2022.

Rencananya, lanjut Edo, para pembuatan tempe akan menaikan harga jual. Yang awalnya Rp5 ribu dengan ukuran 25 sentimeter menjadi Rp7 ribu per potongnya.

Produsen tempe di Kota Tangerang mulai menaikkan harga jual setelah melakukan mogok produksi selama tiga hari mogok produksi karena tingginya harga bahan baku kedelai impor.

Kampung Tempe di Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. (Foto : Eko Setiawan/TangerangDaily)

“Paling gitu solusinya, kami akan menaikan harga seribu. Karena harga kedelai masih sama, dikisaran Rp11.500 per kilogram belum ada penurunan. Yang tadinya tempe Rp5 ribu ukuran 25 Sentimeter, jadi Rp6 sampai Rp7 ribu. Menyesuaikan naiknya harga produksi,” paparnya.

Hal senada diungkapkan produsen tempe lainnya di kampung tersebut, para pembuat tempe hanya melakukan aksi mogok saja selama tiga hari. “Tidak ada aktivitas selama mogok kemarin. Seluruh Jabodetabek tidak ada yang produksi,” katanya.

Rencana kenaikan harga, kata dia, juga berdasarkan arahan dari pengurus pusat organisasi yang menanungi para produsen tempe tersebut.

“Kalau dari pusat memberi patokan kenaikan harga per satu ons nya itu Rp1.000 sampai Rp1.200, jika tidak ada penurunan bahan baku kedelai,” imbuhnya.

Menurutnya, biasanya harga kedelai akan turun dalam waktu satu minggu. “Biasanya kalau kedelai penurunannya nunggu waktu seminggu, baru ada penurunan,” pungkasnya. (Eko Setiawan/Rom).

LAINNYA