PANDEGLANG | TD — Gempa magnitudo berkekuatan 5 skala ritcher melanda kawasan Ujung Kulon, Pandeglang, Sabtu (14/11/2020).
Gempa dengan titik pusat di 6,74 LS,105,14 BT, 49 km Barat Daya Kecamatan Sumur, Pandeglang itu terjadi sekitar pukul 22.32 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun resmi Twitternya menginformasikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Pantauan TangerangDaily di lokasi, Kampung Taman Jaya, Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang, masyarakat tidak tampak panik.
“Kami tidak panik namun tetap siaga mengantisipasi terjadi gempa susulan,” ungkap H. Rawa kepada TangerangDaily di lokasi, Minggu (15/11/2020).
Masyarakat yang pernah dilanda bencana tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu itu selalu meningkatkan kewaspadaan kala terjadi gempa bumi. Peristiwa yang tak sedikit merenggut korban jiwa dan harta benda itu masih terngiang dalam ingatan mereka.
“Peristiwa gempa magnitudo lebih besar terjadi pada 2 Agustus 2019 dengan kekuatan 7,2 skala ritcher. Saat itu bahkan sudah ada peringatan potensi bencana tsunami,” tambahnya.
Berbeda dengan peristiwa gempa semalam, warga pada gempa sebelumnya langsung mengungsi ke titik lokasi lebih tinggi ke Taman Jaya Girang, wilayah perbatasan antara Desa Taman Jaya dengan Ujung Jaya.
“Saat itu juga sedang banyak pengunjung (wisatawan). Bahkan, saat gempa mobil pun terlihat sampai bergoyang. Kami mencoba menenangkan wisatawan, lalu mengungsi ke lokasi dataran yang lebih tinggi,” jelasnya.
Pengurangan Risiko Bencana
Sejak tsunami Selat Sunda, warga terus mendapatkan berbagai pengetahuan kebencanaan dari berbagai pihak, salah satunya Yayasan Sheep Indonesia (YSI).
Pasca tsunami Selat Sunda, YSI masih hadir di lokasi hingga saat ini. Mereka melakukan penguatan masyarakat menghadapi bencana serta melakukan pemulihan psikis warga di tiga desa, desa Cigorondong, Taman Jaya dan Ujung Jaya.
YSI juga melakukan upaya penguatan ekonomi dengan memfasilitasi terbentuknya koperasi nelayan, serta program pemberdayaan masyarakat lainnya, salah satunya peningkatan ekonomi keluarga.
Dampak Bencana Tsunami Selat Sunda di Banten
Bencana tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 pukul 20.56 WIB melanda dua provinsi, yaitu Lampung dan Banten.
Di provinsi Banten, tsunami melanda Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang. Sementara di provinsi Lampung, melanda Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Tanggamus.
Bencana yang dipicu erupsi gunung Anak Krakatau dengan material longsoran lereng seluas 64 hektare sepanjang 312,78 km masuk ke Selat Sunda dengan kedalaman 0,08 km dengan intensitas 255 milimeter persegi saat air laut pasang pada hari Sabtu tanggal 22 Desember 2018 pukul 20.56 WIB.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per tanggal 8 Januari 2019, di wilayah Kabupaten Pandeglang, bencana ini menyebabkan 296 orang meninggal dunia, 3 orang belum ditemukan, 675 orang luka-luka, 3.553 orang mengungsi, serta mengakibatkan kerusakan infrastruktur, yakni rumah, prasarana dan sarana fasilitas umum dan sosial dengan tingkat kerusakan berat, sedang maupun ringan.
Total kerugian yang terjadi di wilayah terdampak di Banten ditaksir sebesar Rp260.068.971.673 dengan rincian sektor permukiman sebesar Rp56.730.703.000 (21,8%), sektor infrastruktur sebesar Rp34.914.632.303 (13,4%), sektor sosial sebesar Rp14.357.217.200 (5,5%), sektor ekonomi sebesar Rp152.960.102.130 (58,8%) dan lintas sektor sebesar Rp1.106.317.040 (0,4%).
Dari total nilai kerusakan dan kerugian tersebut, diperkirakan total kebutuhan pendanaan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang adalah sebesar Rp349.410.771.825 dengan rincian sektor permukiman sebesar Rp102.677.072.000 (29,4%), sektor infrastruktur sebesar Rp108.655.779.017 (31,1%), sektor sosial Rp1.410.304.000n(0,4%), sektor ekonomi Rp133.504.121.808 (32,5%) dan lintas sektor Rp23.163.495.000 (6,6%).
Berdasarkan data YSI, dampak tsunami Selat Sunda di tiga desa di Kabupaten Pandeglang, yaitu Desa Ujung Jaya, Taman Jaya, dan Cigorondong, Kecamatan Sumur sebagai berikut :
1. Desa Cigorondong : 4 orang meninggal dunia, 25 orang luka-luka, 846 kepala keluarga terdampak, 35 rumah rusak berat, 10 rumah rusak sedang, dan 10 rumah rusak ringan. 58 hektare sawah dan 38 kebun warga juga turut terdampak.
2. Desa Taman Jaya : 1 orang meninggal dunia, 83 kepala keluarga terdampak, 15 rumah rusak.
3. Desa Ujung Jaya : 3 orang meninggal dunia.184 jiwa terdampak, 10 rumah rusak berat, 1 rumah rusak ringan, 36 rumah terendam, 4 hektare lahan sawah terdampak, abrasi pantai dampak tsunami sampai 2,5 km mulai dari pantai Tanjung Lame sampai pantai Kisra Gondok. (Romli)