Endometriosis: Rentannya Kesehatan Perempuan dan Perawatan Medisnya

waktu baca 4 minutes
Senin, 5 Mei 2025 10:02 0 Patricia Pawestri

KESEHATAN | TD – Sangat penting bagi setiap perempuan untuk mengusahakan dirinya tetap sehat. Mulai dari menjaga pola hidup yang sehat sebagai pencegahan penyakit. Hingga mengenali sedari dini apa yang tubuhnya alami sebagai gejala. Agar hal itu segera mendapat tindakan medis yang tepat.

Semua itu agar setiap perempuan dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik, dengan kata lain hidup dengan bahagia. Baik berbahagia dengan keluarga yang terencana, maupun memiliki karier yang produktif.

Salah satu persoalan kesehatan yang perlu perempuan perhatikan adalah tentang sistem reproduksi. Dan, di antaranya mengenai risiko endometriosis. Endometriosis merupakan jaringan yang mirip dengan endometrium atau lapisan dalam rahim.

Penderitaan Perempuan Karena Endometriosis

Keberadaannya memberikan rasa nyeri yang sangat menyakitkan dan terkait erat dengan kemampuan perempuan untuk memiliki buah hati. Lembaga riset Turku Endometriosis Database mengatakan bahwa endometriosis memberikan efek menyakitkan yang akan terasa oleh penderita sepanjang hidup.

Sementara, berbagai jurnal penelitian mengungkapkan bahwa penyakit ini menyasar segala usia. Baik usia produktif, pasca menopause, atau dalam keadaan subur maupun infertil. Inilah rambu-rambu yang menunjukkan bahwa kesehatan perempuan rentan dan perlu mendapat perhatian yang serius.

Dalam lansiran Badan Kesehatan Dunia, WHO, penderita endometriosis di seluruh dunia mencapai 190 juta perempuan. Atau, sepersepuluh dari total populasi perempuan. WHO juga memberikan penjelasan penyebab penyakit ini. Mulai dari terjadinya menstruasi retrograde, metaplasia sel, dan keberadaan sel punca yang tidak perlu.

Juga peningkatan peradangan karena hormon estrogen dan kondisi yang lebih kompleks. Hal ini termasuk faktor genetik dan sistem imun. Yang lebih memprihatinkan, tidak hanya membersamai hidup dengan rasa sakit, beberapa jurnal menyatakan adanya presentase penderita endometriosis yang kemudian dapat menjadi disabilitas.

Menstruasi Retrograde, Metaplasia Sel, dan Sel Punca yang Memperparah Endometriosis

Menstruasi retrograde merupakan peristiwa ketika sejumlah darah yang terbuang saat menstruasi justru mengalir kembali ke dalam rongga panggul. Dalam peristiwa ini, jaringan endometrium atau lapisan dalam rahim yang luruh, ikut, dan menempel kembali. Bisa pada saluran tuba falopi, maupun permukaan dinding rahim. Sel-sel inilah yang berisiko menjadi sel endometriosis dan nantinya menyebabkan radang serta rasa nyeri.

Sedangkan metaplasia sel merupakan berubahnya sel epitel selomik karena rangsangan hormon estrogen yang membuat inflamasi. Sel ini kemudian dapat menjadi jaringan endometriosis.

Dan, sel punca dapat memperparah tingkat endometriosis. Karena interaksinya pada sel endometriosis yang memungkinkan terbentuknya pembuluh darah baru. Inilah yang membuat sel menjadi besar. Rasa nyeri pun dapat menjadi semakin hebat, karena peran sel punca dalam mengaktivasi sistem saraf.

Tindakan Medis Hanya Mengurangi Rasa Sakit Akibat Endometriosis

Sangat disayangkan, hingga kini belum ada pengobatan yang menyembuhkan endometriosis. Hanya terdapat metode-metode perawatan yang dapat meringankan gejalanya.

Meskipun demikian, tetap penting untuk mengenali gejala endometriosis sejak dini. Tujuannya agar penderita segera mendapatkan perawatan dan meminimalkan pengaruh penyakit tersebut. Dan, berkonsultasi dengan dokter ginekologi merupakan hal yang tepat untuk itu.

Salah satu cara mendiagnosis endometriosis yaitu menggunakan metode laparoskopi. Ini dilakukan setelah pencitraan dengan MRI menunjukkan adanya kecenderungan sel-sel yang dapat dianggap sebagai kista. Bedah laparoskopi memberikan kejelasan pada dokter untuk memastikan adanya lesi atau kista endometriosis.

Kista ini tidak hanya bisa terdapat pada permukaan dinding rahim, ovarium, dan saluran kantung telur atau tuba falopi. Tetapi juga pada kandung kemih, usus, dan lapisan rongga panggul atau peritoneum.

Selain pendiagnosisan, dokter wajib memberikan obat-obatan yang perlu untuk meredakan gejala endometriosis. Misalnya analgesik dan antiiflamasi nonsteroid. Pil KB dan beberapa obat hormonal lain, misalnya analog GnRH juga dapat menjadi pereda nyeri.

Sedangkan tindakan operasi pengangkatan jaringan berguna untuk menghilangkan lesi, jaringan parut, dan pelekatan (adhesi) di antara rahim dan organ-organ lainnya yang muncul akibat adanya jaringan endometriosis. Namun, tindakan ini tidak mengurangi kemungkinan kista muncul lagi di kemudian hari.

Demikianlah mengenai endometriosis, penyakit sistem reproduksi yang menyerang perempuan dan dapat menyebabkan rasa nyeri sepanjang hidup. Diagnosa dan tindakan medis sangat penting diterapkan sedini mungkin untuk merawat dan menanggulanginya. Salah satunya dengan identifikasi melalui MRI dan laparoskopi. (Pat)

LAINNYA