KECANTIKAN | TD – Penggunaan sunscreen atau tabir surya dalam rutinitas perawatan kulit tidak bisa menjadi sesuatu yang remeh. Kesadaran masyarakat akan efek buruk sinar ultraviolet (UV) dari matahari telah meningkat akhir-akhir ini. Inilah yang memacu meningkatnya produksi sunscreen di dalam negeri.
Yang perlu mendapat perhatian, tidak semua jenis sunscreen sesuai dengan tipe kulit setiap orang. Mengenali tipe kulit dan mengetahui jenis sunscreen yang tepat pun menjadi keharusan.
Tidak semua sunscreen dibuat dengan kandungan yang sama. Ada dua kategori utama dari sunscreen, yaitu chemical (kimia) dan physical (fisik). Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus menjadi pertimbangan, agar dapat sesuai dengan jenis kulit kita.
Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara kedua jenis sunscreen tersebut agar setiap orang dapat memilih jenis sunscreen yang sesuai dengan keadaan kulitnya.
Chemical sunscreen adalah tabir surya yang bekerja dengan menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi sinar panas yang nantinya dipancarkan atau dipantulkan kembali dari kulit. Bahan aktifnya tabir surya kemikal ini ada 4 jenis, yaitu:
Face sunscreen jenis chemical lebih sering disukai karena teksturnya yang lebih ringan dan tidak meninggalkan residu putih atau whitecase di kulit. Sunscreen ini juga lebih mudah dalam aplikasinya. Dan juga memberikan sensasi lebih halus ketika digunakan. Namun, sunscreen dengan jenis ini mungkin menyebabkan iritasi bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau rentan berjerawat.
Di sisi lain, physical sunscreen, juga dikenal sebagai mineral sunscreen. Tabir surya jenis ini mengandung zinc oxide atau titanium dioxide yang bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung di atas kulit. Lapisan tersebut berfungsi untuk memantulkan kembali sinar UV yang berusaha menerpa kulit.
Sunscreen fisikal umumnya lebih disarankan untuk kulit sensitif karena tidak terlalu banyak memicu reaksi alergi. Namun, kelemahan dari physical sunscreen adalah kemampuannya yang lebih lambat dalam menyerap ke dalam kulit. Hal ini bisa menyebabkan tertinggalnya residu yang membuat kulit tampak pucat. Bagi seseorang dengan kulit berminyak, tekstur dari sunscreen ini mungkin kurang cocok untuk digunakan.
Mengetahui benar jenis kulit adalah langkah awal yang penting sebelum memilih sunscreen. Jenis kulit biasanya terbagi menjadi beberapa kategori seperti, normal, kering, berminyak, dan kombinasi.
Sunscreen yang kaya akan moisturizer dan memiliki tekstur yang lebih creamy atau lotion sangat tepat untuk kulit yang cenderung kering. Tabir surya jenis ini dapat membantu menjaga kelembapan kulit dan mencegah dehidrasi. Memakai tabir surya ini secara rutin akan membuat kulit menjadi semakin halus.
Bagi mereka dengan kulit berminyak atau berjerawat, sunscreen dengan formula oil-free atau berbahan dasar gel menjadi rekomendasi. Sunscreen ini cenderung lebih ringan dan tidak menyumbat pori-pori. Sunscreen dengan sifat matte juga dapat membantu mengontrol minyak berlebih di kulit. Jika seseorang memiliki kulit sensitif, pilihlah sunscreen physical yang lebih lembut dan tidak mengandung parfum atau bahan-bahan kimia yang keras. Hal ini penting untuk meminimalkan risiko iritasi.
Memahami Label dan Bahan Aktif
Saat memilih sunscreen, penting untuk mengetahui bahan aktif dan indeks SPF yang tercantum di label. Angka yang tercantum dalam SPF (Sun Protection Factor) menyatakan pekatnya perlindungan terhadap sinar UVB saja. Namun, tak jarang orang hanya fokus pada angka SPF, padahal perlindungan terhadap sinar UVA juga sama pentingnya. Untuk memastikan produk tabir surya yang Anda pilih juga dapat melindungi kulit dari paparan UVA, carilah pernyataan tersebut pada label. Istilah ‘broad-spectrum‘ pada produk dapat menjadi petunjuknya.
Jika seseorang tertarik pada sunscreen chemical, perhatikan bahan-bahan seperti avobenzone dan octinoxate. Kedua bahan ini memang efektif dalam melindungi kulit dari sinar UVA. Namun, untuk memastikan bahan aktif dari tabir surya kemikal benar-benar cocok, lakukan pengujian. Caranya, aplikasikan sedikit tabir surya tersebut pada sebagian kecil kulit. Tunggu beberapa menit. Bila terdapat reaksi alergi, seperti kemerahan atau perih, maka jelas tabir surya tersebut bukanlah yang tepat.
Dan, jika memilih sunscreen physical, pastikan produk tersebut mengandung zinc oxide dan titanium dioxide. Bahan aktif ini lebih ringan dan lebih cocok untuk kulit sensitif.
Mengaplikasikan sunscreen dengan cara yang benar sangat penting untuk mendapatkan manfaat maksimal. Tuangkan tabir surya sebanyak 2 ruas jari saja. Jumlah ini cukup untuk melindungi wajah dan leher secara keseluruhan. Aplikasikan sunscreen setidaknya 15-30 menit sebelum terpapar sinar matahari agar bahan aktif memiliki waktu untuk menyatu dengan kulit secara optimal. Untuk hasil yang lebih baik, oleskan kembali sunscreen setiap dua jam, atau lebih sering jika beraktivitas di air atau banyak berkeringat.
Bagi yang menggunakan makeup, bisa mempertimbangkan untuk menggunakan spray atau powder sunscreen. Tambahan lapisan perlindungan ini tidak akan mengganggu makeup yang sudah ada. Pastikan agar aplikasi sunscreen merata dan tidak ada bagian kulit yang terlewatkan. Dengan teknik aplikasi yang tepat, kita semua akan merasakan manfaat maksimal dari sunscreen yang kita pilih, terlepas dari tipe chemical atau physical.
Sebagai kesimpulan, memilih sunscreen yang tepat sangat penting untuk melindungi kulit dari dampak buruk sinar UV. Saat mempertimbangkan antara chemical dan physical sunscreen, penting untuk mengenali jenis kulit kita serta memahami bahan dan cara aplikasi yang tepat. Perlindungan terbaik adalah yang sesuai dengan kebutuhan kita. Ingatlah, kesehatan kulit adalah investasi jangka panjang yang sangat bermanfaat. (Nazwa/Pat)