KOTA TANGSEL | TD — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat bekerjasama dengan mitra menggelar sosialisasi dan kegiatan informasi, edukasi (KIE) Program Bangga Kencana di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Minggu, 15 Desember 2024.
Acara yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan ini dibuka secara resmi oleh Soetriningsih, S.Sos., MSi, Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi BKKBN Pusat.
Dalam sambutan penuh semangatnya, Soetriningsih menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada seluruh masyarakat yang telah berpartisipasi aktif dalam mendukung suksesnya acara ini.
“Kegiatan sosialisasi Program Bangga Kencana ini merupakan langkah strategis BKKBN dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia,” ujar Soetriningsih.
Ia menekankan pentingnya pemahaman dan partisipasi aktif masyarakat dalam mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera, dan berkualitas. Program Bangga Kencana, menurutnya, tidak hanya sebatas program pemerintah, melainkan gerakan bersama untuk membangun generasi emas bangsa yang unggul dan berdaya saing.
Sosialisasi tersebut secara rinci menjelaskan lima sasaran utama dalam pencegahan stunting, yaitu remaja/calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta (bayi di bawah dua tahun), dan balita.
Soetriningsih memaparkan pentingnya pemeriksaan kesehatan pra-nikah bagi calon pengantin, minimal tiga hari sebelum hari pernikahan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi dan mengantisipasi berbagai gangguan kesehatan yang mungkin dimiliki calon pengantin, sehingga dapat dilakukan penanganan sejak dini. Parameter penting yang diperhatikan meliputi lingkar lengan atas (minimal 23,5 cm), kadar hemoglobin (minimal 12 gr/dl), serta tinggi dan berat badan ideal.
Lebih jauh, Soetriningsih menekankan pentingnya pemantauan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui. Asupan gizi yang cukup dan terjadwal, serta kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan, merupakan kunci dalam mencegah stunting. Bagi baduta dan balita, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan menjadi sangat krusial. Deteksi dini terhadap potensi stunting memungkinkan intervensi tepat waktu dan efektif. BKKBN juga menyediakan berbagai layanan pendukung, seperti konseling gizi, penyuluhan kesehatan reproduksi, dan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas.
Selain itu, sosialisasi ini juga membahas secara detail tentang strategi pencegahan stunting yang terintegrasi, meliputi edukasi, penanganan medis, dan layanan kesehatan yang komprehensif. Soetriningsih menyampaikan bahwa pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
Partisipasi aktif keluarga, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya sangat krusial dalam mencapai target penurunan angka stunting. Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang antusias, menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk memperoleh informasi dan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai Program Bangga Kencana dan upaya pencegahan stunting.
“BKKBN berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi secara berkelanjutan, guna mewujudkan Indonesia yang bebas dari stunting. Harapannya, generasi penerus bangsa akan tumbuh sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” pungkasnya. (*)