TANGERANG | TD – Tatkala mengamati langit malam yang cerah dan sedang beruntung, maka akan tampak begitu banyak bintang yang tampak indah dan tenang. Namun, bintang-bintang tersebut sebenarnya memiliki kehidupan yang dinamis sekaligus kejam.
Para astronom telah mengetahui sebanyak 27% bintang mirip Matahari yang ada di jagad raya memiliki perilaku melahap planet-planet yang mengorbit di sekitar mereka. Hal ini tertulis dalam sebuah jurnal dari Nature Astronomy yang diterbitkan Agustus 2020.
Bukti adanya perilaku bintang melahap planet ini berasal dari analisa spektroskopi dari ratusan bintang yang mirip dengan Matahari. J Sebastian menulis dalam jurnal tersebut, bahwa pada komposisi kimia bintang-bintang yang berdekatan (atau lebih cenderung berpasangan karena ada gaya tarik-menarik di antara keduanya), dapat diketahui apakah salah satu dari pasangan bintang (binari) pernah melahap planet berbatu ataukah tidak.
J Sebastian mengungkapkan bahwa perilaku melahap planet tersebut dilakukan karena posisi planet yang terlalu dekat. Pertama, jarak yang terlalu dekat antara bintang dan planet dapat berakibat gravitasi yang terlalu kuat sehingga planet dapat tertelan bintang.
Kedua, adanya gangguan dari gravitasi bintang lainnya yang membuat orbit planet menjadi tidak stabil sehingga menabrak bintang. Ketiga, usia bintang telah memasuki fase evolusi yang membuatnya membesar dan menelan planet-planet yang terdekat dengannya.
Salah satu contoh dari kasus bintang melahap planet adalah ZTF SLRN-2020. Bintang ini berjarak 13.000 tahun cahaya.
Pada tahun 2020, para astronom berhasil mengabadikan momen ketika ZTF SLRN-2020 menelan planet besar berisi gas. Saat peristiwa ini terjadi, timbul hujan serupa kembang api yang berlangsung hingga 100 hari.
Angka 27% dalam jumlah bintang mirip dengan Matahari yang menelan planet menunjukkan fenomena ini termasuk umum terjadi di jagad raya. Tetapi, apakah Matahari kita juga akan melakukan hal yang sama?
Kemungkinan besar jawabannya adalah ya. Tetapi hal itu tidak akan terjadi dalam waktu yang dekat.
Matahari diprediksi masih memiliki hidrogen untuk pembakaran dalam intinya hingga 5 miliar tahun lagi. Jika hidrogen ini telah habis pada waktunya, maka pembakaran akan berlanjut di lapisan yang lebih luar. Sedangkan di intinya, Matahari akan mempunyai karbon baru. Proses baru ini akan membuat matahari menjadi bintang raksasa yang memerah. Volume Matahari akan terus menggembung sehingga kemungkinan besar akan melahap planet-planet di sekitarnya.
Lalu apa yang akan terjadi pada Bumi?
Jika bumi ikut tertelan matahari, tentu saja tidak akan ada kehidupan yang tersisa. Jika bumi terhindar dari nasib tersebut, kehidupan masih terhitung sangat sulit.
Planet-planet yang semula ada kemudian hilang tertelan Matahari juga akan mengubah keseimbangan gravitasi dan orbit segala sesuatu di sistem tata surya kita. Dengan situasi demikian, dipastikan Bumi akan mengalami perubahan iklim ekstrem, gangguan medan magnet, dan akan ada banyak letusan gunung berapi (karena inti Bumi yang bergejolak sebagai respon gravitasi di sekitar orbit bumi).
Karena itulah, kehidupan Bumi sangat bergantung pada kestabilan matahari dan sistem tata surya. Fenomena bintang yang melahap planet merupakan salah satu dinamika alam semesta yang mengancam keberadaan kita. Untuk itu, kita harus menghargai keberadaan Bumi tempat hidup kita dan menjaganya sebaik mungkin. Dan tentu perlu untuk terus melakukan inovasi agar dapat mempelajari, menjelajahi dan menemukan dunia baru yang dapat menjadi rumah bagi kehidupan Bumi di masa depan. (*)