Bagaimana Polusi Mikroplastik yang Mencemari Buah dan Sayur Berbahaya Bagi Manusia

waktu baca 3 minutes
Rabu, 1 Mar 2023 10:22 0 Patricia Pawestri

SAINTEK | TD – Polusi mikroplastik yang bersifat selalu menyebar dari tempat asalnya, diungkapkan dalam sebuah studi, telah memenuhi perairan dangkal di berbagai samudera dan juga daratan.

Dan hal itu menunjukkan, tanpa disadari, mikroplastik sangat mungkin telah mencemari bahkan setiap makanan yang ada di meja kita.

Lalu, bagaimana mikroplastik, yang sangat kecil, dapat mempengaruhi kesehatan manusia?

Catherine Wilson, Wakil Direktur Pusat Penelitian Hidro-lingkungan Universitas Cardiff, Inggris, mengatakan lumpur limbah yang berasal dari sampah rumah tangga dan berakhir di tanah perairan sangat mungkin mengandung plastik atau mikroplastik dan hal tersebut disepelekan.

“Mikroplastik ada di mana-mana dan [seringkali] sangat kecil sehingga kita tidak bisa melihatnya,” tutur Catherine.

Peneliti dari Universitas Philipps di Jerman mengungkapkan bahwa mikroplastik dapat bertahan sangat lama. Mereka mengatakan temuan mikroplastik terdapat di kedalaman tanah 90 cm pada lahan pertanian yang menggunakan pupuk dari lumpur limbah 34 tahun lalu.

Sifat mikroplastik yang selalu menyebar diungkapkan oleh para peneliti dari Ontario Kanada. 99% mikroplastik selalu terbawa jauh dari tempat pertama mereka berasal.

Dan sebelum menyebar, mikroplastik sangat mungkin melarutkan bahan kimia yang menyertai mereka ke dalam tanah. Dan sebagai ganti pelepasan tersebut, mikroplastik menyerap zat beracun lainnya seturut perjalanan mereka selanjutnya.

Zat beracun tersebut misalnya adalah kadmium, dioksin dan hidrokarbon aromatik polisiklik.

Kadmium atau logam berat yang terserap oleh tanaman dapat bertahan lama di dalam jaringan tanaman. Di Amerika, ini terjadi pada budidaya gandum.

Sebuah studi pada tahun 2020 mengungkapkan kandungan mikroplastik dalam buah-buahan dan sayuran yang dipajang di supermarket di Italia. Apel dan wortel dikatakan memiliki kandungan mikroplastik paling tinggi dalam studi tersebut.

Willie Peijnenburg, peneliti toksikologi lingkungan dari Universitas Leiden di Belanda mengungkapkan sayuran daun memiliki resiko mikroplastik lebih rendah daripada umbi-umbian. Analisanya mengungkapkan bahwa sebagian besar mikroplastik akan terakumulasi di akar tanaman. Sedangkan yang sampai ke daun tidak sampai 1%.

Penelitian terhadap bahan makanan yang tercemari mikroplastik menunjukkan potensi gangguan sistem endokrin dan hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Bahan kimia yang ditemukan dalam mikroplastik telah diprediksi berkaitan dengan kesehatan jantung, perkembangan kanker, dan perkembangan janin yang buruk.

Mikroplastik yang terakumulasi cukup banyak dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan sel dan memicu peradangan serta reaksi alergi.

Evangelos Danopoulos, salah satu peneliti dari Hull York Medical School di Inggris mengatakan,”Penelitian kami menunjukkan bahwa kita menelan mikroplastik pada tingkat yang konsisten dengan efek berbahaya pada sel, yang dalam banyak kasus mengawali efek kesehatan.”

Selanjutnya, Evangelos mengatakan bagaimana mikroplastik bekerja merusak sel.

“Kami tahu bahwa mikroplastik dapat melewati penghalang sel dan juga menghancurkannya. Kami tahu mereka juga dapat menyebabkan stres oksidatif pada sel, yang merupakan awal dari kerusakan jaringan,” ungkapnya.

Evangelos mengatakan dua cara mikroplastik merusak sel. Pertama, ujung-ujung sel mikroplastik cukup tajam bagi sel tubuh. Kedua, bahan kimia yang terbawa dalam mikroplastik sangat berbahaya bagi sel tubuh. ***

LAINNYA