Asuh Puteranya yang Menderita Speech Delay, Begini Kisah Aiu Ratna

waktu baca 5 minutes
Jumat, 7 Jul 2023 23:25 0 Patricia Pawestri

TANGERANG | TDSpeech delay atau keterlambatan bicara merupakan kondisi anak yang mengalami keterlambatan dalam mengembangkan kemampuan berbicara sesuai tahapan usianya.

Kondisi speech delay dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti gangguan pendengaran, gangguan organ mulut, dan gangguan perkembangan anak. Selain itu, kondisi speech delay juga dapat disebabkan oleh lingkungan yang kurang mendukung tumbuh kembang anak.

Gangguan tumbuh kembang ini, menurut para ahli, dapat dipastikan akan memengaruhi perkembangan sosial anak, emosionalnya, dan kemampuan kognitif anak.

Aiu Ratna, seorang penulis dan juga editor, merupakan satu dari sekian ibu yang dengan tegar menghadapi kenyataan bahwa ia memiliki putera yang mengalami gangguan speech delay. Puteranya, Fatih, pada usia 4 tahun hanya bisa mengucapkan tiga suku kata.

Dalam artikel ini, penulis berusaha mengungkapkan secara utuh apa saja yang diutarakan Aiu Ratna terkait bagaimana ia mengasuh buah hatinya tersebut hingga dapat mengatasi gangguan speech delay.

Penulis (P): Bagaimana awalnya Aiu mengetahui bahwa Fatih menderita speech delay?

Aiu: Dulu dia itu pas teman-temannya udah bisa ngomong, dia belum bisa. Di-bully nggak cerdas juga sama emak-emak dan bapak-bapak sotoy.

Sebenarnya dia paham kita ngomong apa, tapi dia susah mengungkapkan jawabannya dengan kata-kata. Jadi dia kadang cuma nunjuk2 atau pakai bahasa yang sulit dipahami.

P: Lalu, Aiu melakukan apa untuk membantu Fatih?

Aiu: Aku sudah coba semua cara yang dianjurkan orang-orang, ke tukang pijit, kasih obat, ke dokter.

Kan dulu anakku itu gak doyan nasi. Dia baru makan nasi itu umur lima tahun. Jadi kata dokter itu kemungkinan kemampuan mengunyahnya berpengaruh juga sama speech delay-nya.

Akhirnya, aku upayakan lah, aku ajak dia ke PAUD, terus di sana ketemu banyak teman dan guru. Akhirnya dia bisa ngomong sedikit-sedikit karena dibantu guru dan lingkungannya.

P: Kalau dari Fatih, apa yang ia rasakan atau reaksinya atas keterbatasan speech delay ini?

Aiu: Karena dia gak bisa ngomong dan merangkai kata, dia akhirnya sering emosi.

Jadi, dia mukul-mukul kepalanya sendiri. Kasihan banget pokoknya. Dia sebenarnya mengerti dia kenapa dan mau jawab apa, tapi dia kesulitan mengeluarkan kata-kata.

Saat memukul-mukul kepalanya, dia kayak kecewa sama dirinya sendiri karena nggak bisa menjawab pertanyaanku.

P: Menurut Aiu, apa penyebab Fatih mengalami gangguan speech delay?

Aiu: Faktor speech delay banyak, Kak Pat. Bisa karena lingkungan juga. Dia gak pernah atau jarang diajak komunikasi, jadi gak bisa meniru cara berkomunikasi.

Cuma kebetulan kemarin si Fatih ada faktor dari organ mulut juga. Ya, kemampuan mengunyahnya kurang bagus kemarin, makanya maunya makan yang lembek2. Sama minum susu doang.

Tapi kayaknya faktor utama yang paling mempengaruhi speech delay itu lingkungan dan kebiasaan atau pola asuh.

P: Bagaimana Fatih dapat menjadi lebih baik dalam perawatan yang Aiu berikan?

Pokoknya dia mulai bisa ngomong itu setelah sekolah di PAUD. Dia ketemu banyak teman, ketemu guru. Lingkungannya mau gak mau menuntut dia untuk bisa berkomunikasi.

Persisnya, anakku mulai bisa diajak komunikasi dua arah pas dia diajak membaca huruf Hijaiyah. Mungkin karena pengucapannya cuma satu-satu suku kata, jadi mudah buat dia.

Lama-lama, karena tiap hari diajak mengaji, dia akhirnya bisa merangkai kata sedikit-sedikit. Awalnya satu kata, terus dua kata, tiga kata.

Ketika dia udah mulai bisa bikin kalimat dengan tiga kata, setelah itu dia bisa ngomong lancar.

P: Pola asuh seperti apa yang membuat Fatih menjadi sulit untuk berbicara?

Aiu: Saat itu, Fatih tinggal masih dengan neneknya. Dia dimanja dan dituruti apa maunya asal gak nangis. Karena pola asuh yang demikian, zaman sekarang, anak bayi udah tahu gadget.

Dia minta gadget, dikasih dong, biar gak nangis. Nah, karena pengasuhan udah diserahkan ke gadget, akhirnya komunikasi anak kan jadi cuma satu arah. Dia cuma mendengarkan dan melihat gadget. Itu bikin dia sulit diajak komunikasi dua arah.

Karena terbiasa dengan gadget, ketika dia diajak komunikasi, dia maunya jadi didengarkan dan gak mau mendengarkan. Dia juga jadi susah fokus. Karena susah fokus, dia gak bisa menyimak obrolan. Akhirnya, jadi speech delay.

P: Wah, itu memang berbahaya ya. Jadi, apa pesan kamu untuk orang tua yang memiliki anak speech delay?

Aiu: Intinya kalau punya anak speech delay, kita harus sabar.

P: Terapi seperti apa saja yang sudah Aiu lakukan untuk Fatih?

Aiu: Ada titik-titik urat juga yang disarankan untuk dipijit. Belakang telinga sama ujung-ujung jari kalau gak salah. Kalau belakang telinga itu untuk kelenjar ludah sama rahang katanya.

Jadi rahangnya kan karena dia gak mau makan nasi, makannya yang lembek2 padahal usianya udah waktunya makan berat, akhirnya kayak kurang terlatih gitu.

Kalau ujung-ujung jari itu itu untuk saraf biar gak tegang aja.

P: Ada nggak kesalahan yang Aiu lakukan ketika mengasuh dan sudah menyadari keterbatasan Fatih saat itu?

Aiu: Dulu, kan, namanya orang tua baru ya, minim pengalaman. Jadi kayak orang bodoh gitu. Apa kata orang, ya aku turuti. Disuruh kerokin lidahnya pakai centong nasi kayu, disuruh ngasah pakai emas, aku turuti semua. Dan itu cuma mitos.

P: Ngerok lidah Fatih pakai emas untuk apa?

Aiu: Buat menangkal kutukan katanya. Kurang ajar sih sebenernya. Masa anakku dikutuk? Siapa juga yang mengutuk. Aneh.

P: Apa yang membuat Aiu tegar dalam merawat Fatih yang berkebutuhan khusus ini?

Aiu: Kudu sabaaaar. Dan tebal kuping dengar bully-an orang-orang.

Sumpah, aku dulu itu nangis tiap Fatih tidur. Dia dikatain gak cerdas, gak normal. Udah gitu ada yang sok tau memprediksi dia autis. Remuk hatiku, merasa gagal jadi ibu .

P: Lalu bagaimana keadaan Fatih sekarang?

Aiu: Dia sekarang nilainya yang paling bagus malah Bahasa Inggris. Anak yang speech delay itu sekarang pintar ngomong Bahasa Inggris.

Ikut lomba pidato kemarin, tapi gak menang. Tapi gapapa. Dia bisa lancar ngomong aja, aku udah bahagia banget. Aku gak nuntut nilai dia harus bagus dan harus pintar di semua hal. Dulu itu yang kupinta cuma dia bisa ngomong lancar.(*)

 

LAINNYA