TANGERANG | TD — Seekor ular sanca jenis batik dengan panjang tiga meter lebih jatuh ke kamar tidur warga di Perumahan Binong Permai, Selasa siang, 18 Februari 2025.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.30 WIB tersebut membuat pemilik rumah kaget dan ketakutan.
Personel dari Pos Pemadam Kelapa Dua pun usai menerima laporan segera meluncur ke lokasi di RT 004/012, Kelurahan Binong, Curug tersebut.
“Ular tersebut jatuh dari plafon kamar tidur. Beruntung di dalam kamar sedang tidak ada ada penghuninya,” ungkap Iwan Kosasih, Komandan Regu Pos Pemadam Kebakaran Kelapa Dua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang saat dihubungi TangerangDaily.
Ditanya asal ular yang bobotnya sekitar 15 kilogram tersebut, Iwan menerangkan jika di belakang rumah tersebut terdapat kebun. Sehingga dia menduga ular tersebut berasal dari sana.
“Kondisi kebun tersebut kosong, sehingga kami menyarankan warga untuk sering kerja bakti membersihkan semak-semak agar tidak menjadi sarang binatang melata, salah satunya ular,” katanya.
Pemilik rumah, kata Iwan, juga tidak pernah menaruh curiga ada binatang reptil yang cukup membahayakan nyawa penghuninya. Sebab tidak pernah mendengar suara mencurigakan dari atas plafon. “Kondisi plafonnya terbuat dari gipsun yang tipis, sehingga karena bobot ular sekitar 15 kilogram, kemungkinan tidak kuat menahan beban bobot ular tersebut,” jelasnya..
Proses evakuasi tersebut berlangsung cepat, petugas hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menjinakkan ular sanca tersebut.
“Kami tidak kesulitan untuk mengevakuasi ular tersebut, karena posisinya sudah di atas lantai. Sebelum kami datang ada juga beberapa warga yang berusaha mengevakuasi, tapi karena tidak dilengkapi peralatan yang sesuai, mereka tidak berhasil. Sementara petugas kami selain terlatih, juga dilengkapi alat penangkap ular,” katanya.
Selanjutnya ular tersebut dibawa petugas ke Pos Pemadam Kelapa Dua di Bencongan Indah, Kelapa Dua. “Kami akan bawa ular ini ke Mako di Curug, karena disana tersedia kandang untuk dirawat,” pungkasnya. (*)