KABUPATEN TANGERANG | TD —Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono memaparkan perjuangan Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Generasi milenial yang akrab disapa Abe itu menyampaikan, bahwa Pancasila lahir untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki banyak suku, adat istiadat, bahasa, kepulauan, bahkan memiliki jumlah penduduk yang besar.
Lebih lanjut, kata Abe, Soekarno menganggap Pancasila sebagai ideologi sangat diperlukan terlebih setelah Indonesia melewati fase penjajahan.
“Saat ini bapak-ibu, alhamdulillah, kita sudah dimasa damai, musuh kita bukan lagi tentara bersenjata atau bom yang jatuh dari langit. Tetapi bukan berarti kita sudah tidak ada musuh yang dapat memecah belah atau menghancurkan kita. Musuh kita sekarang adalah sifat individualisme, intoleran, ketidakadilan, ekonomi, dan lainnya,” kata Abe saat menyampaikan materi pada Sosialisasi 4 Pilar MPR RI yang diselenggarakan Ananta Wahana berlangsung di Rumah Joglo, Bojong Nangka, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu, 3 Juni 2023.
Sosok muda jebolan James Cook University Singapura itu menjelaskan, bahwa terdapat tiga rumusan otentik Bung Karno dalam pembentukan Pancasila.
Pertama, pada pidato Bung Karno di sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Kedua, Bung Karno sebagai Ketua Panitia Delapan, kemudian menjadi Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945.
Dan ketiga, Bung Karno sebagi Ketua PPKI pada 18 Agustus 1945.
“Terbukti, pada pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945 tidak ada tulisan yang menyebutkan Pancasila. Namun, secara historis Pancasila pertama kali disebutkan oleh Bung Karno dalam sidang BPUPK” terang anak muda banyak prestasi itu.
Sementara itu, Anggota MPR RI dari Banten, Ananta Wahana menjelaskan, bahwa dalam perumusan Pancasila, Bung Karno sebagai Ketua Panitia Delapan dan Sembilan sangat teliti dan hati-hati.
“Misalnya, sewaktu terbentuknya Panitia Delapan, Bung Karno melihat panitia lebih didominasi oleh tokoh kebangsaan. Kemudian Bung Karno merubah menjadi Panitia Sembilan yang seimbang antara tokoh kebangsaan dan tokoh Islam,” jelasnya.
Ananta menyebut, bahwa begitu pentingnya Pancasila untuk bekal bangsa Indonesia. Hal itu merujuk pada petuah Bung Karno yang mengatakan,
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Namun, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
“Karena itu, Bung Karno telah menyiapkan kita bekal yang luar biasa agar kita tidak terpecah-belah dan tetap bersatu sebagai sebuah bangsa,” imbuhnya.
Dalam pelaksanaan Sosialisasi 4 Pilar tersebut terlihat antusias yang luar biasa dari para peserta. Di antaranya Yuliansyah, satu peserta yang menitip amanah kepada Ananta agar Pancasila kembali dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan anak bangsa.”
Jadi, saya titip ke Pak Ananta agar kurikulum yang menekankan moral Pancasila dimasukan kembali agar sesuai pesan Bung Karno, yaitu jangan melupakan sejarah (Jas Merah),” katanya. (Tim)