Wacana Wajib PCR di Terminal, Agen PO Bus: Tidak Berpihak Pada Kami

waktu baca 2 minutes
Rabu, 27 Okt 2021 17:32 0 Redaksi TD

KOTA TANGERANG | TD — Perusahaan Otobus (PO) Bus menyatakan keberatan atas rencana pemerintah yang ingin menerapkan wajib tes PCR bagi semua pengguna mode transportasi umum.

Mereka menilai, kebijakan itu hanya memberatkan penguasaha PO Bus dan penumpang. “Sekali tes PCR bisa untuk beli tiket pulang-pergi Tangerang-Surabaya, bahkan bisa lebih malah,” ujar Warso, salah satu agen PO KYM Trans di Terminal Poris, Rabu, 27 Oktober 2021.

Warso membandingkan antara ongkos dari Tangerang ke Surabaya dengan biaya tes PCR. “PO ini melayani Tangerang-Surabaya, dari sini ke Surabaya hanya Rp290 ribu, sementara tes PCR bisa Rp500 ribu,” katanya.

Jika kebijakan itu direalisasikan, kata dia, PO Bus dapat gulung tikar. Lantaran persyaratan perjalanan saat ini menurutnya sudah sangat ketat. Penumpang wajib menunjukan surat vaksin atau hasil rapid test antigen.

Kemudian, adanya wacana kebijakan tersebut juga bisa berdampak pada penurunan penumpang, yang saat ini mulai mengalami peningkatan.

Ia menjelaskan, walaupun baru rencana, kebijakan tersebut tidak berpihak pada agen PO Bus dan pengguna moda transportasi Bus.

“Selama pandemi ini penurunan penumpang itu sampai 80 persen, dan sekarang paling penumpang itu hanya 5 sampai 10. Sekarang ini mencari 1 penumpang itu sudah seperti mencari emas,” keluhnya.

Baca juga: Harga PCR Rp300 Ribu, Penumpang Bus: Mending Beli Beras

Agen PO Bus lainnya mengatakan, menurutnya penurunan penumpang sudah terjadi sejak awal pendemi Covid-19, penurunan saat ini sudah 40 persen.

“Harga yang paling mahal saja di sini itu ke Surabaya hanya Rp200 ribu, dan yang paling murah yaitu ke Pekalongan. Rencana kebijakan itu (tes PCR) kan akan membebani masyarakat atau calon penumpang. Karena mereka bayar. Penumpang pasti bakal ada penurunan lagi,” ujar Subiyanto, pengelola agen PO Bus Sinarjaya.

Menurutnya, dari informasi yang beredar, harga tes PCR ke depan sebesar Rp300 ribu. “Lebih malah tesnya daripada tiket busnya. Kalau memang diterapkan, terminal bakal sepi. Lalu berpotensi menimbulkan bus-bus gelap yang memaksakan menaikan penumpang tanpa tes PCR,” ungkapnya.

Penumpang keberatan PCR

Tidak hanya agen PO Bus, para penumpang di terminal tersebut juga keberatan atas rencana pemerintah pusat. Sebab, harga tes PCR lebih mahal dibandingkan dengan harga tiket bus yang mereka beli.

Pieter, salah satu penumpang di Terminal Poris mengaku keberatan adanya rencana kebijakan dari pemerintah pusat itu.

“PCR sih mungkin keberatan yah, bagi orang-orang kecil. Ekonominya lagi lemah, cukup kartu vaksin aja sih, enggak usah PCR,” ujarnya.  (Eko Setiawan/Rom)

LAINNYA