KOTA TANGERANG | TD — Warga yang bermukim di RT 05/04 Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang bertahun-tahun hidup berdampingan dengan sampah.
Mereka yang tinggal berbatasan langsung dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing Kota Tangerang itu mengungkapkan keluh kesahnya.
Bau tak sedap dan lalat-lalat sudah tak asing lagi bagi warga. Tumpukan sampah yang sudah menggunung menjadi pemandangan yang mencolok di permukiman yang letaknya tak terlalu jauh dari kota. Warga di lokasi itu bukan tak ingin pindah, namun warga terpaksa karena tak memiliki pilihan untuk pindah.
“Ini rumah warisan peninggalan orang tua kami. Sudah 30 tahun tinggal di sini, dari orang tua juga sudah di sini. Jadi mau pindah pun bingung kemana,” ujar Kustini salah satu warga, Kamis (17/6/2021).
Di kawasan yang berdekatan dengan TPA Rawa Kucing terdapat 16 bidang lahan, belasan rumah dan satu vihara. Secara keseluruhan terdapat 16 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak.
Jarak rumah warga dengan TPA Rawa Kucing hanya sekitar 20 meter. Ada juga yang bagian belakang rumahnya sudah berdempetan langsung dengan sampah.
Kustini mengatakan tak sedikit dampak yang mereka rasakan berdampinhan dengan TPA tersebut. Selain bau yang menyengat, air bersih dari sumur tanah pun sudah tidak bisa dirasakan.
“Airnya keruh sudah tidak bisa digunakan, mungkin serapan dari sampah itu. Jadi sudah tidak bisa pakai air tanah,” jelasnya.
Sebagai gantinya, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang memberikan pasokan air bersih yang ditampung ke dalam tangki yang dipergunakan untuk semua warga sekitar.
“Sekitar sepuluh tahun kita dapat air bersih, awalnya sih bayar tapi sekarang gratis, sudah tiga tahun,” katanya. (Eko Setiawan/Rom)