KRIPTO | TD — Ketika harga Bitcoin kembali terjun dari kisaran US$107.500 (ATH Terakhir : $126.200) hingga menyentuh area US$94.500, banyak investor ritel yang secara spontan menyimpulkannya sebagai tanda kehancuran lanjutan di pasar kripto. Namun apabila pergerakan ini dibaca dengan kacamata siklus market dan fundamental, maka justru hal ini terlihat bahwa pasar sedang membuka “zona super diskon” yang cukup jarang terjadi, terutama untuk Bitcoin dan deretan altcoin fundamental yang punya utilitas jelas dan berumur panjang.
Di tengah kepanikan massal yang menyebar luas, harga Bitcoin memang terlihat “ambruk”, altcoin tampak “hancur dua kali”, tetapi struktur pergerakan harga yang terbentuk menunjukkan sesuatu yang jauh lebih penting, yaitu: pembersihan besar-besaran di pasar perpetual/leverage sekaligus pembentukan pondasi baru untuk siklus berikutnya.
A. BTC Anjlok dari 107.500 ke 94.500: Double Bottom Terbentuk
Secara teknikal, Bitcoin baru saja menjalani dua fase penurunan tajam yang membentuk pola double bottom di area US$94.500 ribu.
- Flush pertama terjadi ketika BTC jatuh dari 116.400 ke sekitar US$98.888 pada 4 November 2025. Saat itu banyak pelaku pasar mengira level tersebut sudah menjadi dasar baru (bottom), sehingga banyak yang membuka posisi long leverage tinggi secara agresif selama berhari-hari.
- Flush kedua menyusul pada 14 November 2025 Pukul 20.00 WIB, ketika harga kembali ditekan lebih dalam hingga menyentuh sekitar US$94.500. Penurunan ini sekaligus menyapu bersih posisi long yang sebelumnya merasa aman dengan menempatkan batas likuidasi tepat di bawah bottom pertama.
Dari perspektif struktur harga, dua titik ini membentuk double bottom yang cukup kuat: lengan kiri di 98.888 dan lengan kanan di 94.500. Perbedaan jarak yang tidak terlalu besar di antara keduanya menandakan bahwa pasar sedang menguji area bawah, tetapi kali ini dengan tekanan jual yang jauh lebih besar dan pembersihan posisi yang jauh lebih dalam.
Dengan kata lain, pasar seperti berkata:
“Jika level ini sanggup menahan tekanan jual besar dua kali, maka di sinilah pondasi siklus baru diletakkan.”
B. Altcoin: Dari Hancur Menjadi Makin Terpuruk
Efek samping paling terasa dari kejatuhan Bitcoin ini adalah nasib altcoin. Altcoin yang sebelumnya sudah jatuh cukup dalam, kini kembali mengalami pelemahan tambahan. Dalam banyak kasus, altcoin mengalami penurunan yang lebih besar secara persentase dibanding Bitcoin, karena:
- Likuiditas altcoin lebih tipis, sehingga tekanan jual kecil saja bisa mendorong harga turun tajam.
- Altcoin sering menjadi collateral di platform pinjaman dan futures, sehingga ketika posisi dipaksa likuidasi, altcoin turut dilepas dalam jumlah besar.
- Psikologi pasar yang lemah, di mana investor ritel cenderung menjual altcoin lebih dulu ketika panik, sementara Bitcoin justru dipertahankan.
Akibatnya beberapa altcoin fundamental yang secara teknologi dan utilitas masih sehat kini berada di harga yang secara historis bisa disebut sebagai zona diskon jangka menengah–panjang. Ini tidak berarti harga tidak bisa turun lagi tetapi secara fundamental, risiko penurunan sering kali sudah tidak sebanding dengan potensi kenaikan dalam beberapa bulan ke depan.
C. Makna dan Tujuan dari Flush Ekstrem Ini
Pertanyaan krusial: mengapa pasar “perlu” menjatuhkan harga sedalam ini?
Dalam struktur pasar kripto yang didominasi oleh sektor derivatif, penurunan ekstrem seperti dari 107.500 ke 94.500 bukan semata-mata karena “berita buruk”, tetapi lebih karena beberapa fungsi berikut ini:
- Membersihkan Leverage Berlebihan
Banyak trader futures yang menggunakan leverage tinggi dengan asumsi bahwa Bitcoin tidak akan jatuh di bawah bottom terakhir. Ketika keyakinan itu menguat maka market maker justru melihat peluang untuk membuang posisi (likuidasi) yang terlalu agresif agar pasar kembali sehat. - Reset Siklus Jangka Menengah
Fase kenaikan yang panjang tanpa koreksi signifikan sering berujung pada terbentuknya “gelembung mini” di timeframe menengah. Flush ekstrem berfungsi sebagai reset siklus, sehingga tren naik berikutnya dapat berjalan dengan basis harga yang lebih rasional. - Mengalihkan Kepemilikan dari Tangan Lemah ke Tangan Kuat
Setiap kali terjadi penurunan tajam, biasanya kepemilikan kripto berpindah dari mereka yang mudah panik (cut loss & jual rugi) ke mereka yang sabar dan berorientasi jangka panjang. Dalam konteks ini, flush ekstrem adalah cara pasar menyaring siapa yang benar-benar investor dan siapa yang hanya penumpang musiman. - Menguji Kekuatan Demand Struktural
Jika setelah penurunan besar harga masih menemukan pembeli kuat di area tertentu, maka area tersebut layak dianggap sebagai support struktural. Penolakan harga di area sekitar 94.500 menjadi sinyal bahwa demand jangka panjang masih cukup solid.
D. Ketika Pasar Menakutkan, Institusi Justru Re-Akumulasi
Fenomena yang sering luput dari perhatian investor ritel adalah perbedaan cara pandang antara “uang takut” dan “uang sabar”.
- Uang takut melihat penurunan tajam sebagai ancaman: sesuatu yang harus dihindari.
- Uang sabar melihat penurunan tajam sebagai kesempatan: harga yang sebelumnya masih cukup mahal kini tersedia dengan potongan diskon yang sangat menarik.
Dalam banyak siklus kripto, justru pada saat grafik tampak menakutkan dan sentimen media cenderung negatif, maka institusi, dana besar, dan smart money mulai melakukan:
- Re-akumulasi Bitcoin di zona koreksi dalam, terutama ketika harga sudah jauh di bawah rata-rata pergerakan jangka panjang (MA 240).
- Selektif masuk ke altcoin fundamental, yaitu proyek yang:
- punya jaringan kuat,
- utilitas jelas,
- adopsi nyata,
- dan rekam jejak bertahan dari banyak siklus.
Secara kesimpulan singkat, ketika mayoritas investor ritel mengalami ketakutan dan kepanikan massal serta menjual aset di harga diskon, namun pihak yang berorientasi jangka panjang justru mengumpulkan aset secara diam-diam. Di sinilah istilah “zona super diskon” menjadi relevan: bukan karena harga pasti langsung naik, tetapi karena rasio resiko–imbal hasil jangka panjang mulai berpihak kepada investor yang sabar.
E. 12 Koin Fundamental Yang Layak Dipertimbangkan
Berikut ini adalah daftar 12 koin yang secara fundamental memiliki utilitas kuat dan layak dipertimbangkan sebagai bagian dari portofolio jangka menengah hingga panjang. Bukan untuk spekulasi harian, melainkan untuk holder jangka menengah hingga holder jangka panjang maupun untuk keperluan swing trading.
1. Bitcoin (BTC) – Digital Gold & Aset Makro Global
- Fungsi utama: aset penyimpan nilai digital (store of value) dengan suplai terbatas 21 juta.
- Diakui sebagai “emas digital” karena sifat kelangkaan dan jaringannya yang paling aman serta paling terdesentralisasi di antara semua aset kripto.
- Dalam jangka panjang, Bitcoin sering menjadi poros utama siklus kripto dan rujukan investasi utama bagi institusi.
2. Ethereum (ETH) – Jantung Dunia Smart Contract
- Platform smart contract terbesar dan paling banyak digunakan di dunia.
- Menjadi pondasi bagi DeFi, NFT dan berbagai aplikasi Web3.
- Setelah transisi ke mekanisme Proof of Stake, ETH juga memiliki sifat semi-deflasi dan menjadi aset produktif (bisa di-stake).
3. Binance Coin (BNB) – Token Ekosistem Exchange Raksasa
- Token utilitas utama di ekosistem Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia.
- Digunakan untuk diskon biaya transaksi, ekosistem DeFi di BNB Chain dan berbagai program loyalty.
- Nilainya didukung oleh aktivitas ekonomi nyata di jaringan dan bursa yang menggunakannya.
4. Ripple (XRP) – Infrastruktur Pembayaran Lintas Negara
- Dirancang untuk pembayaran lintas batas yang cepat dan murah.
- Berambisi menjadi jembatan likuiditas antara mata uang fiat di sistem keuangan global.
- Digunakan oleh sejumlah lembaga keuangan sebagai bagian dari solusi remittance dan settlement modern.
5. Litecoin (LTC) – Digital Silver dengan Rekam Jejak Panjang
- Sering disebut sebagai “perak digital” yang berpasangan dengan Bitcoin sebagai “emas digital”.
- Biaya transaksi relatif murah dan konfirmasi lebih cepat dibanding Bitcoin.
- Memiliki rekam jejak panjang dan dikenal sebagai salah satu aset “veteran” yang mampu bertahan melewati banyak siklus bear market.
6. Solana (SOL) – High-Performance Blockchain
- Blockchain berperforma tinggi dengan biaya transaksi sangat rendah dan kecepatan tinggi.
- Menjadi rumah bagi banyak aplikasi DeFi, NFT dan game Web3.
- Diposisikan sebagai infrastruktur yang fokus pada skalabilitas tanpa mengorbankan pengalaman pengguna (user experience).
7. Chainlink (LINK) – Jembatan Data Dunia Nyata ke Blockchain
- Protokol oracle yang menghubungkan smart contract dengan data dunia nyata (harga, cuaca, event, dan lain-lain).
- Tanpa oracle seperti Chainlink, maka akan banyak aplikasi DeFi yang tidak bisa berfungsi dengan baik.
- Token LINK digunakan sebagai insentif bagi node oracle dan menjadi bagian dari keamanan jaringan data.
8. Hedera (HBAR) – Enterprise-Grade DLT
- Menggunakan teknologi hashgraph dengan fokus pada kecepatan, keamanan, dan biaya rendah.
- Didukung oleh dewan tata kelola yang berisi perusahaan besar internasional.
- Cocok untuk aplikasi korporat, identitas digital, dan transaksi berkecepatan tinggi.
9. Aave (AAVE) – Pionir Protokol Lending DeFi
- Salah satu protokol pinjam-meminjam aset kripto terbesar di dunia DeFi.
- Pengguna dapat menyetor aset sebagai jaminan dan meminjam aset lain secara terdesentralisasi.
- Token AAVE berperan dalam tata kelola protokol serta mekanisme keamanan (safety module).
10. Cardano (ADA) – Platform Smart Contract Berbasis Riset Akademik
- Mengedepankan pendekatan ilmiah dan peer-reviewed dalam pengembangan protokol.
- Bertujuan menjadi platform smart contract yang aman, terukur, dan berkelanjutan.
- Ekosistemnya terus berkembang dengan berbagai proyek DeFi, identitas digital, dan solusi pemerintahan.
11. Stellar (XLM) – Aset untuk Mikrotransaksi dan Remittance
- Fokus pada transfer uang lintas negara dengan biaya sangat rendah, terutama untuk transaksi bernilai kecil.
- Cocok untuk remitansi, pembayaran mikro, dan integrasi dengan layanan keuangan alternatif.
- Dirancang untuk menjembatani ekosistem kripto dengan kebutuhan keuangan sehari-hari.
12. Quant (QNT) – Jembatan Antar-Blockchain dan Sistem Tradisional
- Berfokus pada interoperabilitas, yaitu kemampuan menghubungkan berbagai blockchain dan sistem keuangan tradisional.
- Melalui jaringan Overledger, Quant ingin memudahkan institusi dalam mengadopsi teknologi DLT tanpa harus terjebak pada satu jaringan saja.
- Cocok diposisikan sebagai “infrastruktur penghubung” dalam dunia multi-chain.
Catatan Penutup: Diskon Bukan Berarti Tanpa Risiko
Pada zona harga saat ini, setelah penurunan tajam Bitcoin dari 107.500 ke 94.500 dan altcoin yang semakin tertekan, memang layak disebut sebagai “zona super diskon” dari kacamata investor jangka menengah–panjang yang percaya pada fundamental aset kripto.
Namun penting untuk diingat bahwa:
- Harga masih dapat berfluktuasi dalam beberapa minggu ke depan.
- Tidak ada jaminan bahwa bottom yang sudah terbentuk tidak akan diuji lagi.
- Manajemen risiko, pengaturan porsi investasi dan horizon waktu yang realistis tetap menjadi kunci investasi.
Dalam dunia kripto sering kali peluang jangka panjang akan sedang dibuka lebar-lebar justru ketika berada di momen yang terasa paling menakutkan dan mengkhawatirkan.
Bitcoin boleh ambruk dan altcoin boleh terpuruk, tetapi bagi mereka yang memahami siklus market dan nilai utilitas koin, maka fase seperti inilah yang diam-diam tercatat sebagai periode akumulasi emas.
Disclaimer: Investasi aset kripto memiliki risiko sangat tinggi dan dapat menyebabkan kerugian sebagian maupun seluruh modal. Perubahan harga yang ekstrem dapat terjadi dalam waktu singkat. Informasi dalam artikel ini bersifat umum dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau saran investasi. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri serta berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau pakar investasi yang berlisensi sebelum mengambil keputusan.
Redaksi TangerangDaily tidak bertanggung jawab atas kerugian, kerusakan, atau dampak apa pun yang timbul akibat keputusan investasi yang dibuat berdasarkan informasi dalam artikel ini. (*)