KOTA TANGERANG | TD — Timun suri adalah salah satu menu khas saat berbuka puasa. Pedagang dadakan pun menjamur di Kota Tangerang.
Seperti di Jalan Juanda Batusari, Kota Tangerang, pedagang timun suri mudah ditemukan di sepanjang jalan yang menghubungkan Neglasari dengan Batusari tersebut, salah satunya Menah.
Kepada TangerangDaily Menah mengatakan, bertahun-tahun profesi itu ia lakoni setiap bulan Ramadan. Hasil berjualan timun suri, menjadi sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
“Setiap bulan puasa, saya berjualan timun suri di sini,” ujar Menah, Kamis (22/4/2021).
Menurutnya, pasokan timun suri tahun ini berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu dipicu karena petani tidak panen besar.
Menah, pedagang buah timun suri musiman di Jalan Juanda Batusari, Kota Tangerang saat bulan puasa sedang melayani pembeli, Kamis (22/4/2021). (Eko Setiawan/TangerangDaily)
“Barangnya susah karena musim hujan. Saya biasa mengambil dari petani di kampung kelor, Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang,” katanya.
Membuka lapak di pinggir jalan dilakoni karena Menah tak memiliki cukup modal untuk membangun warung. Pada tahun 2015, musibah menimpa dirinya, rumah yang juga dijadikan warung tempat ia mengais rejeki ludes terbakar.
“Ini pun jualan sistem titip, karena saya enggak punya modal,” imbuhnya.
Menjadi pedagang timun suri musiman dilakoninya karena tak ada lagi profesi lain yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Menah memilih membanting tulang demi menyekolahkan anak-anaknya.
“Demi sekolah anak. Pendidikan penting jangan sampai seperti orang tuanya,” tegasnya.
Sementara, kata dia, penghasilan dari sang suami yang hanya juru parkir pun tak seberapa. Sehingga, suami istri tersebut dua-duanya harus bekerja keras agar anak-anaknya tetap bisa sekolah.
Menah menjual timun suri itu rata-rata Rp10 ribu per buahnya.
“Kadang kalau sedang rame bisa dapat Rp500. Kalau sepi paling Rp200,” pungkasnya. (Eko Setiawan/Rom).