KOTA TANGSEL | TD – Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Pilar Saga Ichsan, menyebut bahwa Mini 4WD atau yang lebih dikenal dengan nama Tamiya, bukanlah sekadar permainan anak-anak, tetapi sudah berkembang menjadi cabang olahraga yang diakui secara nasional.
“Mini 4WD ini sudah ada sejak tahun 90-an. Komunitasnya banyak dan aktif di seluruh Indonesia. Kini sudah masuk dalam subcabang olahraga resmi di bawah IMI dan KONI, bahkan sudah dipertandingkan di PON,” ujar Pilar usai menghadiri acara Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Mini 4WD Banten 2025 di kawasan BSD. Minggu, 20 Juli 2025.
Menurut Pilar, kegiatan ini juga menjadi dampak ekonomi yang cukup signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sektor ekonomi kreatif.
Sebab, Kota Tangsel sangat ideal menjadi pusat pengembangan dan penyelenggaraan event Mini 4WD karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau dari wilayah Jabodetabek dan luar pulau.
“Peserta datang dari Kalimantan, Sumatera, dan berbagai kota. Event ini bisa menggerakkan ekonomi lokal dari hotel, restoran, hingga pusat perbelanjaan. Semuanya ikut hidup,” jelas Pilar.
Soal prestasi, Pilar menyampaikan kebanggaannya terhadap tim asal Tangsel, khususnya altet TRQ asal yang sebelumnya telah sukses mengukir prestasi di Kejurnas Mini 4WD.
“Mereka jadi juara di salah satu kelas dan berhasil duduk di peringkat dua klasemen nasional. Ini membuktikan Tangsel punya potensi besar, bukan hanya atletnya, tapi juga manajemen tim dan mekaniknya,” katanya.
Ia menilai bahwa Mini 4WD bisa menjadi wahana pembinaan karakter anak muda, karena melibatkan aspek teknik, kreativitas, hingga kedisiplinan.
“Tamiya ini positif. Anak-anak bisa belajar soal teknis, sportivitas, dan kerja tim. Ini bisa menjauhkan mereka dari hal-hal negatif,” tutup Pilar.
Sementara, Kepala Bidang Mini 4WD IMI Kota Tangsel, Heris Cahya Kusuma, menjelaskan bahwa Kejurprov Mini 4WD IMI Banten 2025 digelar di Kota Tangsel melibatkan Sebanyak 14 tim dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Banten.
“Kurang lebih ada 14 tim yang ikut, semuanya mewakili kabupaten/kota masing-masing di wilayah Provinsi Banten. Ini event tingkat provinsi, dan kami dari IMI Tangsel mendukung penuh sebagai tuan rumah,” ucap Heris.
Heris menjelaskan bahwa sistem perlombaan menggunakan format battle. Peserta wajib lolos tahapan awal pemeriksaan kendaraan (scrutineering) untuk memastikan semua mobil sesuai dengan aturan kompetisi.
“Mobil harus lolos pengecekan scrutineer dulu. Kemudian harus bisa menembus time limit tertentu untuk bisa lanjut ke babak berikutnya,” jelasnya.
Dalam Kejurprov ini, Heris menambahkan, panitia menetapkan lima kategori pemenang, yakni Juara 1, 2, dan 3, serta Best Time Overall, yaitu mobil dengan catatan waktu tercepat untuk menyelesaikan 3 putaran lintasan.
“Kompetisinya seru dan fair. Semua peserta punya kesempatan yang sama. Dan best time overall itu jadi incaran karena menandakan mobil dan settingan terbaik,” tambah Heris.
“Dengan antusiasme peserta dan penonton yang tinggi, Kejurprov Mini 4WD di Tangsel menjadi bukti bahwa olahraga otomotif skala mini ini makin diminati dan siap berkembang menjadi cabang prestasi yang serius” pungkasnya. (Idris Ibrahim)