Abraham Garuda Laksono: Memperingati Bulan Bung Karno dengan Lomba Memasak dan Pidato

waktu baca 3 minutes
Minggu, 6 Jul 2025 18:00 0 Nazwa

TANGERANG | TD — Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, Anggota DPRD Provinsi Banten dari Fraksi PDI Perjuangan, Abraham Garuda Laksono, kembali menekankan pentingnya menerapkan pesan yang diwariskan oleh Bung Karno, yaitu Jas Merah, yang berarti “jangan sekali-kali melupakan sejarah.”

Abraham menjelaskan bahwa peringatan Bulan Bung Karno bukan hanya sekadar seremoni tahunan, melainkan juga merupakan momen untuk mengenang dan melanjutkan perjuangan Bung Karno, terutama dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan di kalangan masyarakat.

Ia menegaskan bahwa tanpa perjuangan, doa, dan keringat para pahlawan, kita tidak akan bisa berdiri tegak seperti sekarang. Oleh karena itu, mengenang jasa mereka adalah hal yang sangat penting.

“Bulan Bung Karno memiliki makna yang sangat mendalam. Di bulan ini, kita merayakan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni yang digali oleh Bung Karno, Hari Lahir Sang Proklamator pada 6 Juni, dan mengenang wafatnya Bung Karno pada 21 Juni. Ini bukan sekadar peringatan tanggal, tetapi juga momen untuk meneguhkan kembali semangat perjuangan beliau,” ujar Abraham di hadapan para peserta pada Minggu, 6 Juli 2025.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Bung Karno, Abraham, sebagai kader PDI Perjuangan, mengadakan lomba memasak yang mengangkat tema Resep Mustika Rasa. Buku resep legendaris ini merupakan kumpulan hidangan Nusantara yang dihimpun langsung oleh Bung Karno sebagai bagian dari upaya memperkuat jati diri bangsa melalui kedaulatan pangan.

“Resep Mustika Rasa bukan hanya sekadar buku masakan. Di balik setiap racikan, tersimpan semangat Bung Karno untuk memperkuat kedaulatan pangan bangsa Indonesia,” tegas Abraham.

Sebanyak 21 tim dari berbagai wilayah di Kabupaten Tangerang berpartisipasi dalam lomba memasak tersebut. Para peserta berlomba untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam mengolah tumpeng, dengan berlandaskan resep-resep tradisional yang kaya akan makna sejarah dan kebangsaan.

Dalam suasana yang penuh semangat nasionalisme, Abraham menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada seluruh peserta serta tim juri yang telah berkontribusi dalam kesuksesan kegiatan tersebut.

“Saya sangat mengapresiasi antusiasme peserta. Semoga lomba ini menjadi api semangat perjuangan Bung Karno yang terus menyala di hati masyarakat, khususnya generasi muda,” ujarnya.

Selain lomba memasak, peringatan Bulan Bung Karno juga dimeriahkan dengan lomba pidato bertema kebangsaan. Sebanyak 29 peserta dari berbagai wilayah Kabupaten Tangerang tampil berkompetisi, menunjukkan kemampuan berorasi mereka dengan membawakan pesan-pesan perjuangan dan keteladanan Bung Karno.

Menurut Abraham, lomba pidato ini merupakan sarana penting untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri generasi muda dalam menyampaikan aspirasi, sekaligus mengenalkan kembali sosok Bung Karno sebagai Bapak Bangsa.

“Melalui pidato, anak-anak muda kita dilatih untuk berpikir kritis, berani berbicara, dan mencintai bangsa. Harapan saya, kegiatan ini menjadi fondasi untuk meneruskan api perjuangan Bung Karno dalam kehidupan sehari-hari,” kata Abraham.

Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Bulan Bung Karno yang sarat dengan pesan ideologi dan sejarah.

“Bulan Bung Karno bukan sekadar peringatan untuk mengenang, tetapi juga momentum untuk menggerakkan rakyat. Banyak peristiwa bersejarah yang tidak boleh dilupakan. Karena ini diselenggarakan oleh PDI Perjuangan, maka harus mengandung nilai ideologis yang mengakar kuat,” ujarnya.

Selain menyoroti kedaulatan pangan, PDI Perjuangan juga mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya gizi seimbang demi mencegah stunting. Kombinasi asupan sayur, protein, dan komposisi lauk-pauk yang tepat menjadi kunci utama untuk memastikan tumbuh kembang anak yang optimal.

“Stunting bukan hanya sekadar masalah fisik, tetapi juga berisiko mengakibatkan anak memiliki IQ rendah, rata-rata hanya sekitar 70. Ini menyangkut masa depan bangsa. Kualitas manusia menentukan kualitas negara,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa kader PDI Perjuangan harus hadir di tengah masyarakat, bekerja nyata, dan tuntas dalam membantu rakyat, terutama dalam isu-isu penting seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan.

“Tanpa kehadiran nyata di tengah rakyat, perjuangan kita tidak akan bermakna. Kader PDI Perjuangan harus benar-benar hadir untuk membantu rakyat,” pungkasnya. (*)

LAINNYA