KESEHATAN | TD – Temuan arsenik yang melebihi ambang batas aman dalam tubuh ikan dan warga di sekitar wilayah industri nikel Teluk Weda, Maluku Utara, mengungkapkan adanya bahaya yang sedang dihadapi oleh lingkungan.
Analisa tersebut merupakan hasil penelitian sejak Juli 2024, dan dirilis pada Mei 2025 melalui situs resmi Nexus3 Foundation. Dalam rilisan tersebut, terdapat beberapa cemaran logam berat. Dua di antaranya telah melebihi ambang batas aman, yakni pada kandungan arsenik dan merkuri.
Melansir situs kesehatan Alodokter, temuan arsenik di atas batas aman dapat mengalami gangguan neurologi. Hewan yang terpapar, dapat berubah pola makan dan perilakunya. Cemaran juga menurunkan tingkat reproduksi. Sedangkan pada tubuh manusia, cemaran arsenik yang terlampau tinggi menyebabkan keracunan, gangguan saraf dan imunitas, kanker, diabetes, serta penyakit kronis pada sistem kerja jantung dan pernapasan. Dan, kesemuanya berujung pada kematian.
Konsumsi ikan, minum air sumur, mengisap rokok dari daun tembakau yang tercemar arsenik, atau bernapas di lingkungan yang tercemar limbah logam berat industri merupakan penyebab semakin tingginya kadar arsenik dalam darah seseorang. Semakin tinggi atau banyak cemaran yang terpapar, maka gangguan yang dialami manusia akan menjadi semakin berat.
Gangguan arsenik dalam tingkat ringan mungkin tidak menimbulkan gejala yang berarti. Meskipun demikian, warga perlu mewaspadai gejala-gejala seperti mual dan pusing.
Pada tingkat sedang, gangguan dari arsenik dapat terlihat melalui berbagai gejala. Yaitu mual-mual, sering beserta muntah dan diare. Diare dan muntah yang berulang ini dapat menimbulkan dehidrasi bila tidak segera mendapat penanganan.
Selanjutnya, otot mengalami kram, dan napas menjadi sesak atau berat. Pada sistem saraf, arsenik menimbulkan rasa sakit kepala, gangguan berpikir, hingga kejang. Kulit yang terkena racun limbah tersebut juga dapat menjadi kemerahan, bengkak, serta gatal. Selain itu, jari-jari tangan dan kaki sering mengalami kesemutan. Kemudian, perubahan pada air seni pun terjadi. Warnanya gelap bahkan mendekati hitam, serta aromanya tajam seperti bau bawang putih. Pun demikian, bau napas akan mengikuti.
Keracunan arsenik tingkat sedang yang tidak segera mendapat pertolongan medis dapat berbahaya. Penderita dapat meregang nyawa. Pada ibu hamil, janin dapat terkena imbas racun dari cemaran arsenik yang masuk melalui plasenta. Dan, dapat berakhir dengan kematian atau cacat lahir.
Pada paparan arsenik yang terlalu tinggi, atau telah berlangsung lama, akan menyebabkan gejala berupa pembengkakan kulit disertai warna merah atau lebih gelap. Juga timbul benjolan-benjolan seperti kutil, dan kuku jari menjadi bergaris-garis putih. Invasi arsenik melalui pembuluh darah dapat mencemari berbagai organ dalam dan merusaknya.
Demikianlah mengenai bahaya arsenik terhadap kesehatan hewan dan manusia yang tinggal di sekitar wilayah industri nikel. Sebagai langkah mitigasi, sangat penting bagi pemerintah bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk memperketat aturan mengenai pengelolaan limbah industri nikel dan secara rutin mengevaluasi pelaksanaannya. (Pat)