Cinta dan Dedikasi: Perjalanan Saya Mengajar di Rumah Santri An-Nahl

waktu baca 4 menit
Senin, 13 Jan 2025 13:08 0 65 Redaksi

TRAVEL | TDDi tengah hamparan hijau Lembang, Jawa Barat, saya menemukan panggilan hidup saya di Rumah Santri An-Nahl. Setelah menuntaskan pendidikan di Pondok Pesantren Darul Rahman selama enam tahun, saya melangkah ke babak baru dalam hidup saya. Tahun 2021, saya lulus dan mendapatkan kesempatan emas untuk mengajar di lembaga pendidikan ini, yang kini menjadi lebih dari sekadar tempat mengisi waktu sebelum melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Bagi saya, rumah Santri An-Nahl bukan hanya sekadar tugas, tetapi sebuah panggilan hati mengenang hari pertama mengajar pada 3 Juli 2021. Di sana, saya bertemu dengan adik-adik ikhwan dan akhwat yang penuh semangat, mulai dari usia 5 hingga 15 tahun. Melihat keinginan belajar yang menggebu dari santri kecil berusia 5 tahun membuat saya terkesima. Mereka datang dengan harapan besar untuk membanggakan orang tua, menyoroti betapa tulusnya niat mereka untuk belajar.

Pengalaman mengajar di Rumah Santri An-Nahl telah mengubah pandangan saya. Saya tidak hanya berperan sebagai guru, tetapi juga sebagai kakak dan pengasuh yang merawat dan membimbing para santri. Saya berusaha menjadi teladan, seperti para pengajar saya di pondok pesantren. Saya belajar untuk lebih sabar dan peka terhadap kebutuhan mereka, serta menemukan metode pembelajaran yang kreatif agar proses belajar menjadi menyenangkan. Setiap hari, saya berinovasi dalam cara mengajar, menggunakan permainan dan aktivitas interaktif untuk menarik perhatian santri.

Setiap hari di Rumah Santri An-Nahl adalah pelajaran berharga bagi saya. Saya menyadari bahwa pengabdian ini adalah awal dari perjalanan panjang yang tak akan pernah berakhir. Saya berharap, apa yang saya ajarkan dapat memberikan manfaat dan menginspirasi mereka untuk terus berkembang. Dengan semangat dan dedikasi, saya tidak hanya membentuk masa depan para santri, tetapi juga menorehkan jejak pengabdian yang akan dikenang selamanya.

Melalui setiap tawa dan semangat belajar mereka, saya menemukan makna sejati dari pengabdian dan cinta terhadap ilmu. Saya merasa terhubung dengan setiap santri, merasakan kebahagiaan saat melihat mereka memahami pelajaran dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Melihat mereka belajar dan berkembang adalah hadiah terindah bagi saya. Dengan harapan yang tinggi, saya ingin setiap langkah kecil yang diambil para santri dapat mewujudkan impian dan harapan orang tua mereka, serta menjadi generasi yang membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Mengajar anak-anak dengan beragam latar belakang dan tingkat pemahaman bukanlah hal yang mudah. Menghadapi berbagai karakter dan kebutuhan mereka bukanlah hal yang mudah, tetapi saya menganggap setiap tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Saya berusaha untuk lebih fleksibel dan kreatif dalam mengatasi berbagai situasi, menjadikan setiap hari di Rumah Santri An-Nahl sebagai kesempatan untuk berinovasi.

Kisah saya di Rumah Santri An-Nahl adalah contoh nyata dari semangat pengabdian yang tulus. Saya tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai kehidupan, seperti kerja keras, disiplin, dan rasa saling menghormati. Dalam setiap sesi pembelajaran, saya menciptakan lingkungan yang hangat dan mendukung, di mana setiap santri merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar. Saya ingin mereka tahu bahwa mereka berharga dan memiliki potensi untuk mencapai impian mereka.

Dengan tekad yang kuat, saya berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pendidikan dan pengembangan karakter anak-anak di Rumah Santri An-Nahl. Saya percaya bahwa setiap anak memiliki potensi yang luar biasa, dan tugas saya adalah membantu mereka menemukan dan mengembangkan potensi tersebut. Ini bukan hanya tentang mengajar, tetapi tentang membangun masa depan yang lebih baik.

Kisah saya adalah pengingat bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang membangun karakter dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Dengan segala dedikasi dan cinta yang saya berikan, saya, Clarita Angelia, adalah sosok yang berusaha menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya. Di Rumah Santri An-Nahl, saya tidak hanya mengajar, tetapi juga menanamkan harapan dan impian bagi masa depan yang lebih cerah.

Penulis: Clarita Angelia, Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)

LAINNYA