SOSOK | TD — Di tengah hiruk-pikuk aktivitas civitas akademika Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), suasana siang hari dipenuhi dengan semangat dan energi. Di salah satu sudut kampus, Muhammad Asrul Haruna, Presiden Mahasiswa UMT, duduk santai di depan angkringan milik mahasiswa yang menjadi tempat favorit untuk ngopi dan berdiskusi. Suara riuh rendah obrolan mahasiswa menambah kehangatan suasana. Dalam momen wawancara eksklusif ini, Asrul berbagi pandangannya tentang peran mahasiswa dan tantangan yang dihadapi di era modern.
Asrul, yang baru saja menyelesaikan kuliah siangnya, mengungkapkan bahwa menjadi pemimpin mahasiswa bukanlah tugas yang mudah. “Di tengah kesibukan ini, kami harus bisa mendengarkan suara mahasiswa dan menyampaikan aspirasi mereka kepada pihak kampus,” ujarnya dengan nada serius. Di sekelilingnya, mahasiswa lain tampak sibuk dengan aktivitas mereka—ada yang berdiskusi, ada yang membaca, dan beberapa lainnya tampak asyik bermain gitar. Suasana ini menciptakan latar belakang yang dinamis bagi Asrul untuk berbagi cerita.
Sebagai seorang pemimpin, Asrul merasa memiliki tanggung jawab besar untuk mewakili suara mahasiswa. “Kami sering kali menjadi jembatan antara mahasiswa dan pihak kampus. Tugas kami adalah memastikan bahwa setiap suara didengar dan diperhatikan,” tambahnya. Dengan pengalaman sebagai Sekretaris Umum BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Asrul telah terbiasa menghadapi berbagai tantangan dan dinamika yang ada di dalam organisasi.
Di tengah keramaian, Asrul menjelaskan beberapa inisiatif yang telah dilakukannya selama menjabat. “Kami baru saja meluncurkan program aliansi mahasiswa anti kekerasan seksual, yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan nyaman bagi semua,” katanya dengan penuh semangat. Ia menambahkan bahwa program ini merupakan hasil kolaborasi antara berbagai organisasi mahasiswa di UMT. “Kami ingin memastikan bahwa setiap mahasiswa merasa aman dan dihargai di kampus ini,” tegasnya.
Asrul juga menyoroti pentingnya kesadaran akan isu-isu sosial di kalangan mahasiswa. “Kami mengadakan seminar dan diskusi untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang isu-isu penting, seperti hak asasi manusia dan keadilan sosial,” jelasnya. Dengan cara ini, ia berharap mahasiswa dapat lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif.
Asrul juga menyoroti pentingnya ruang diskusi di kampus. “Kami telah menciptakan ruang intelektual di lantai enam, di mana mahasiswa dapat berkumpul, berdiskusi, dan berbagi ide,” jelasnya. Suasana di ruang tersebut sangat hidup, dengan mahasiswa yang saling bertukar pikiran tentang berbagai isu terkini. “Ruang ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi mahasiswa untuk berkreasi dan berpikir kritis,” tambahnya. Di latar belakang, suara tawa dan diskusi hangat menciptakan atmosfer yang inspiratif.
Ruang intelektual ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat diskusi, tetapi juga sebagai wadah untuk mengembangkan kreativitas. “Kami sering mengadakan workshop dan pelatihan di sini, agar mahasiswa dapat belajar keterampilan baru dan mengasah potensi mereka,” ungkap Asrul. Dengan berbagai kegiatan yang diadakan, ruang ini menjadi pusat aktivitas yang menarik bagi mahasiswa.
Saat ditanya tentang pesan untuk mahasiswa lainnya, Asrul menekankan pentingnya keterlibatan aktif. “Saya ingin mengajak semua mahasiswa untuk tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga berpartisipasi dalam organisasi dan kegiatan kampus. Bersama-sama, kita bisa menciptakan perubahan yang lebih baik,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berkontribusi, dan kolaborasi adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama.
Asrul juga mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi mahasiswa saat ini sangat beragam. “Kita hidup di era yang penuh dengan perubahan dan tantangan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap adaptif dan terbuka terhadap ide-ide baru,” katanya. Ia berharap mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan yang ada untuk belajar dan berkembang.
Saat ditanya tentang harapannya untuk masa depan, Asrul menjawab dengan optimis. “Saya berharap UMT dapat menjadi contoh bagi universitas lain dalam hal keterlibatan mahasiswa dan inovasi. Kita harus terus berusaha untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan setiap individu,” ungkapnya. Ia percaya bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, semua impian dapat terwujud.
Asrul juga menekankan pentingnya pendidikan karakter di kalangan mahasiswa. “Pendidikan tidak hanya tentang akademik, tetapi juga tentang membentuk karakter dan nilai-nilai yang baik. Kami ingin mahasiswa UMT tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian sosial,” jelasnya. Dengan pendekatan ini, Asrul berharap mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya berkontribusi di kampus, tetapi juga di masyarakat luas.
Asrul juga menekankan pentingnya membangun jaringan dan kolaborasi antar mahasiswa. “Kami sering mengadakan acara yang melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas, agar mereka dapat saling mengenal dan berbagi pengalaman,” ujarnya. Dengan cara ini, Asrul berharap mahasiswa dapat memperluas wawasan dan menciptakan sinergi dalam berbagai kegiatan. “Kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan inovasi dan solusi yang lebih baik,” tambahnya.
Dalam suasana yang penuh semangat ini, Asrul mengajak mahasiswa untuk tidak ragu dalam mengemukakan pendapat dan ide-ide mereka. “Setiap suara itu penting. Jangan pernah merasa kecil atau tidak berarti. Kita semua memiliki potensi untuk membuat perubahan,” katanya dengan penuh keyakinan.
Di akhir wawancara, Asrul mengingatkan bahwa perjalanan seorang mahasiswa tidak hanya tentang meraih gelar, tetapi juga tentang bagaimana mereka dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Setiap langkah yang kita ambil hari ini akan membentuk masa depan kita. Mari kita gunakan waktu di kampus ini sebaik-baiknya untuk belajar, berkontribusi, dan menciptakan perubahan,” tutupnya dengan semangat.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Muhammad Asrul Haruna tidak hanya menjadi pemimpin di UMT, tetapi juga menjadi teladan bagi generasi muda dalam berkontribusi untuk masyarakat dan bangsa. Di tengah kesibukan dan dinamika kampus, ia terus berjuang untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik, di mana setiap mahasiswa merasa dihargai dan memiliki kesempatan untuk berkembang. Suara mahasiswa, di bawah kepemimpinan Asrul, semakin kuat dan berpengaruh, menciptakan harapan baru bagi masa depan yang lebih cerah.
Dengan visi yang jelas dan komitmen yang kuat, Muhammad Asrul Haruna menjadi simbol perubahan di Universitas Muhammadiyah Tangerang, menginspirasi mahasiswa lainnya untuk berani bermimpi dan berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik.
Penulis: Triagus Carlie Daeli, Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)