OPINI | TD — Pewarna sintetis mewarnai banyak produk makanan dan minuman kita, memberikan warna-warna cerah yang menarik, khususnya bagi anak-anak. Namun, di balik kecerahannya, penggunaan pewarna sintetis menimbulkan kekhawatiran serius terkait dampak kesehatan jangka panjang. Lalu bagaimana alternatif untuk pewarna makanan dan minuman?
Warna-warna cerah pada makanan dan minuman, terutama yang disukai oleh anak-anak, sering kali berasal dari pewarna sintetik. Meskipun pewarna ini mudah diakses, murah, serta mampu memberikan warna yang stabil dan bervariasi, penggunaannya menimbulkan kekhawatiran yang serius. Penelitian menunjukkan bahwa asupan jangka panjang dari pewarna sintetik dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, mutasi genetik, kanker, penurunan kadar hemoglobin, dan reaksi alergi (Yandri et al., 2024; Adriani & Zarwinda, 2019). Penggunaan pewarna sintetik yang tidak sesuai dengan standar keamanan pangan (misalnya, yang bukan food grade) meningkatkan risiko-risiko ini.
Dengan demikian, beralih kepada alternatif yang lebih aman, yaitu pewarna alami, menjadi sangat penting. Pewarna makanan alami berasal dari sumber hayati seperti tumbuhan, hewan, dan mineral (Muslichah, 2023). Salah satu sumber yang melimpah dan mudah ditemukan di Indonesia adalah buah naga merah (Hylocereus polyrhizus).
Warna merah keunguan dari buah naga merah disebabkan oleh antosianin, yaitu pigmen alami yang termasuk dalam kelompok flavonoid dan larut dalam air (Kunnaryo & Wikandari, 2021). Sifat ini menjadikan antosianin sangat sesuai sebagai pewarna alami dalam industri makanan dan minuman. Selain berfungsi sebagai pewarna, antosianin juga memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti sebagai antioksidan, antimikroba, antidiabetes, serta berperan dalam pencegahan penyakit jantung dan kardiovaskular (Perdani, 2023; Ifadah et al., 2021). Senyawa ini juga berpotensi bertindak sebagai anti-inflamasi, meningkatkan daya penglihatan, antimutagenik, dan antikarsinogenik, serta membantu menjaga kesehatan hati dan menurunkan tekanan darah serta kadar gula darah (Jusuf et al., 2008).
Menggunakan pewarna alami dari tumbuhan, seperti buah naga merah, tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis, tetapi juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan. Kekhawatiran tentang dampak kesehatan dari pewarna sintetis semakin mendorong pergeseran menuju pendekatan yang lebih alami dan berkelanjutan dalam industri makanan.
Daftar Pustaka
Penulis: Rahmawati, Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, (*)