JAKARTA | TD — Dengan resmi dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru, menggantikan Joko Widodo, momen ini menjadi titik balik penting bagi banyak rakyat Indonesia.
Dalam menyambut transisi kekuasaan tersebut, Partai Negoro menggelar syukuran spektakuler yang diwarnai dengan panggung seni dan orasi di Pejaten, Jakarta Selatan. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Partai Negoro, Refly Harun (RH) Channel, dan berbagai elemen perubahan lainnya.
“Kegiatan ini merupakan ungkapan suka cita kami dan seluruh rakyat Indonesia yang selama ini merasa dirugikan oleh kebijakan Jokowi. Kami ingin mengingatnya sebagai presiden yang lebih mengutamakan kepentingan keluarga dibandingkan rakyat,” ungkap Alip Purnomo, Sekretaris Jenderal Partai Negoro sekaligus ketua pelaksana acara, dalam wawancaranya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (20/10/24).
Alip menjelaskan bahwa Partai Negoro bekerja sama dengan RH Channel serta berbagai kanal demokrasi lain sebagai mitra strategis untuk menyuarakan isu-isu politik di tengah kendala media yang terkooptasi oleh rezim penguasa.
“Dengan jumlah pengikut yang besar, kanal-kanal demokrasi ini memberikan suara alternatif bagi rakyat. Kami ingin menegaskan bahwa Partai Negoro berkomitmen untuk menyuarakan aspirasi rakyat secara inovatif, bukan hanya mencari kursi kekuasaan dengan segala cara,” tegas Alip, yang merupakan mantan aktivis ’98 dari UI.
Syukuran ini dimulai dengan pagelaran panggung Opera Jawa (Orasi Pergantian Raja Jawa) dari pukul 07.00 hingga 12.00 WIB, diikuti potong tumpeng, dan dilanjutkan dengan acara Panggung Rakyat bertajuk “Indonesia Tanpa Jokowi” pada pukul 13.00 hingga 17.00 WIB.
Acara ini terbuka untuk umum dan melibatkan banyak elemen perubahan. Sejumlah tokoh nasional turut hadir di Gedung White House Pejaten Jakarta Selatan, termasuk Amien Rais, Roy Suryo, Marwan Batubara, Said Didu, Nur Hayati Assegaf, Ple Priyatna, Refly Harun, dan lainnya.
Kegiatan ini juga disiarkan langsung melalui berbagai kanal media sosial. Alip berharap kegiatan ini dapat menyampaikan pesan penting kepada presiden baru agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dari pendahulunya.
“Kami sebagai masyarakat sipil berkomitmen untuk mengawal demokrasi dan memastikan terciptanya pemerintahan yang bersih serta mensejahterakan rakyat,” pungkas Alip. (*)