TANGERANG | TD – Pentingnya sarapan tidak hanya memberikan pengaruh terhadap energi yang tersedia pada hari itu saja untuk menjalani kegiatan dengan optimal.
Sarapan ternyata juga membawa dampak kesehatan jangka panjang.
Pakar gizi dan kesehatan Rita Ramayulis, mengatakan dalam unggahan akun instagramnya pada hari ini bahwa sarapan setiap hari yang dikonsumsi saat remaja akan berdampak pada kesehatan metabolisme tubuh di usia dewasa.
Misalnya, pada usia remaja 16 tahun, pola sarapan yang buruk dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada usia 43 tahun berupa sindrom metabolik.
Sindrom metabolik adalah situasi munculnya sejumlah gejala yang dapat mengarah pada penyakit jantung kardiovaskular. Salah satu cirinya adalah bertambahnya lingkar perut yang besar. Pada laki-laki akan mencapai 90 cm, dan 80 cm pada perempuan berusia 43 tahun.
Rita juga mengatakan kondisi tersebut akan berbarengan dengan beberapa kondisi kesehatan lainnya. Misalnya kenaikan trigliserida, tingkat kolesterol yang terlalu rendah, naiknya tekanan darah, dan kadar gula darah puasa pada angka di atas normal. Bahkan kondisi gula darah yang tinggi tersebut dapat diddiagnosa sebagai diabetes tipe B.
Untuk menghindari rangkaian gangguan yang berasal dari sindrom metabolisme tadi, Rita mengatakan para remaja harus mengonsumsi sarapan dengan protein, mineral, vitamin, dan karbohidrat yang mencukupi kebutuhan energi mereka untuk menjalani aktivitas pagi hingga siang hari.
Rita menjelaskan, ada beberapa contoh paduan nutrisi dengan kandungan seimbang dan lengkap sebagai sarapan yang dapat dikonsumsi para remaja. Di antaranya:
1. Roti selai kacang yang ditaburi keju, dan ditambah dengan jeruk peras yang menyegarkan.
2. Aneka rebusan, seperti jagung rebus, ubi rebus, kacang rebus, singkong rebus, yang dilengkapi dengan segelas susu putih.
3. Nasi dengan sayur sop dan tahu tempe.
4. Tomat kukus, omelet telur, dan kentang rebus. (Pat)