Bayang-bayang Sastra India dalam Karya Sastra Nusantara

waktu baca 2 menit
Kamis, 3 Agu 2023 09:19 0 415 Patricia Pawestri

TANGERANG | TD – Membahas sastra India dan pengaruhnya terhadap sastra Nusantara mungkin akan menghabiskan banyak ruang dan waktu. Karena sastra India mempunyai sejarah yang sangat tua dan juga cakupan sangat kaya dalam genre, bahasa, dan tradisinya yang beraneka ragam.

Sastra India mempunyai pengaruh yang cukup luas, apalagi bila ditilik dari sejarah agama Hindu dan Buddha yang berasal dari wilayah tersebut.

Salah satu bentuk akulturasi budaya yang menjadi tanda adanya pengaruh sastra India terhadap sastra Nusantara adalah penggunaan bahasa Sanskerta pada zaman dulu.

Bahasa Sanskerta menjadi bahasa sastra dan ilmiah dalam masa pemerintahan berbagai kerajaan seperti Kutai, Tarumanagara, Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram.

Pemakaian bahasa Sanskerta bahkan masih dijumpai hingga kini dalam bentuk serapan ke dalam bahasa Melayu, Sunda, Jawa, Bali, dan Bugis.

Penyerapan bahasa Sanskerta ke dalam bahasa lokal Nusantara terjadi antara lain karena adanya penerjemahan atau adaptasi yang dilakukan terhadap karya-karya sastra India. Misalnya pada kitab Ramayana dan Mahabharata.

Selain bahasa Sanskerta, sastra India juga menyumbangkan kaidah metrum yang kemudian dipakai dalam karya-karya sastra Jawa Kuno dan Pertengahan.

Akan tetapi, dominasi pengaruh India dalam khazanah sastra Nusantara mulai surut pada akhir abad ke-14. ‘Pemberontakan’ atas dominasi tersebut tercermin dari berkembangnya Kisah Pandji di berbagai wilayah Nusantara.

Pada akhir masa kekuasaan Kerajaan Majapahit, Kisah Pandji mendapat panggung utama dalam acara-acara kebudayaan. Kisah Pandji menjadi relief berbagai candi di Tanah Air, misalnya Candi Panataran, Candi Gajah Mungkur, Candi Gambyok, dan Candi Sakelir. Teatrikal ini bahkan menjadi duta Nusantara hingga ke wilayah Vietnam dan Kamboja.

Pada abad selanjutnya, ketika Islam datang ke Nusantara, Kisah Pandji yang legendaris tersebut kemudian digubah sesuai semangat sastra Islam.

Selain Kisah Pandji, pembelotan sastra Indonesia terhadap dominasi India juga tampak dalam berbagai naskah. Kakawin Sutasoma dan Nagarakartagama merupakan dua di karya sastra Jawa Pertengahan yang meninggalkan pengaruh India.

Dikutip dari Historia, Dosen Sastra Jawa Universitas Indonesia Karsono H Saputra mengatakan, selain kebosanan dan timbulnya rasa rindu pada tradisi dan sastra lokal, lunturnya dominasi sastra India juga disebabkan alasan kebahasaan.

Masyarakat kala itu mulai meninggalkan bahasa Jawa Kuno yang banyak dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta. Pemerintahan Majapahit pada masa itu pun beralih menggunakan bahasa Jawa pertengahan dalam penulisan prasasti-prasastinya. (*)

LAINNYA