Hilirisasi Batu Bara, Ke Mana Saja Ujungnya

waktu baca 2 menit
Minggu, 23 Jul 2023 23:59 0 104 Patricia Pawestri

TANGERANG | TD – Peralihan energi fosil ke energi terbarukan tidak menghentikan penggunaan batu bara dalam ekosistem energi dalam negeri.

Kali ini, BUMN tambang PT Bukit Asam bermaksud menggencarkan kembali produksi DME (dimethly ether) yang sempat mandeg beberapa waktu lalu.

DME adalah salah satu turunan batu bara dalam hilirisasi industri bahan bakar. DME diharapkan dapat menjadi pengganti LPG untuk mengurangi ketergantungan impor.

Lain halnya dengan penggunaan batu bara yang belum diolah, DME tidak menghasilkan polutan partikel halus (PM) dan nitrogen oksida (NOx) yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. DME juga diklaim lebih mudah terurai di udara bila terjadi kebocoran ketimbang LPG.

Selain itu, PT Bukit Asam juga bermaksud menghasilkan anoda dan activated carbon sebagai produk turunan dalam hilirisasi industri batu bara.

Irwandy Arif, Komisaris Utama PT Bukit Asam (PTBA) yang juga menjadi Staf Khusus Menteri ESDM, mengatakan proyek tersebut merupakan salah satu langkah PTBA untuk ikut terjun dalam industri baterai listrik yang semakin seru akhir-akhir ini.

“Anoda kan pasti dibutuhkan baterai kan ya, baterai yang sekarang jalan HPAL dan sebagainya kan menghasilkan katoda, anodanya belum,” jelasnya mengenai produk turunan batu bara dalam proyek PTBA tersebut.

Sedangkan activated carbon dapat dimanfaatkan untuk menyerap polutan, mwnghilangkan warna atau bau tak sedap, serta menjadi katalis dalam proyek tertentu.

Di lain pihak, Dadan Kusdiana, Plt Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, mengatakan pemerintah saat ini sedang merumuskan kebijakan terkait produksi DME dalam peraturan presiden.

Perpres tersebut diharapkan dapat mendorong produksi DME sebagai proyek gasifikasi batu bara sebagai pengganti liquid petroleum gas (LPG) sekaligus memberikan kontrol pada harga jualnya.

 

Unggulan

LAINNYA