Polemik Peneliti BRIN Ancam Warga Muhammadiyah

waktu baca 3 menit
Rabu, 26 Apr 2023 18:05 0 54 Patricia Pawestri

JAKARTA | TD – Perhatian khalayak kembali memuncak kepada BRIN pasca salah satu penelitinya, yakni Andi Pangerang, menulis komentar bernada ancaman kepada warga Muhammadiyah di akun facebook pada Minggu, 23 April 2023.

Andi Pangerang pun telah menuliskan surat terbuka berisi permintaan maaf kepada seluruh warga Muhammadiyah pada hari Senin, 24 April 2023.

“Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada pimpinan dan seluruh warga Muhammadiyah yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut,” tutur Andi Pangerang dalam surat terbuka tersebut.

Namun, Kepala Riset dan Advokasi Kebijakan Pubik LBH PP Muhammadiyah, Gufroni, berpendapat permintaan maaf Andi Pangerang tidaklah tulus. Ia mengatakan hal tersebut karena Andi Pangerang tidak menyampaikannya secara langsung.

“Menurut kami, permintaan maafnya pun sepertinya tidak tulus. Kalaupun misalnya menyatakan permintaan maaf, sebaiknya memang datang ke kantor PP Muhammadiyah,” ujar Gufroni saat ditemui awak media di Kantor BRIN di Jakarta hari ini, Rabu, 26 April 2023.

Gufroni mengatakan apa yang telah dilakukan oleh Andi Pangerang dengan mengancam membunuh satu per satu warga Muhammadiyah merupakan delik pidana, dan pihaknya akan menyerahkan hal tersebut ke dalam proses hukum.

Ancaman Andi Pembelaan Terhadap Rekan Sesama BRIN

Ancaman pembunuhan tersebut diakui oleh Andi Pangerang terpicu oleh sejumlah pihak yang menyerang Thomas Djamaluddin, rekan kerja Andi Pangerang di BRIN.

Diketahui, dalam sebuah komentar Thomas Djamaluddin mengatakan tentang adanya pihak yang tidak patuh pada keputusan pemerintah mengenai jatuhnya Hari Raya Lebaran.

“Sdh tidak taat keputusan pemerintah, eh masih minta difasilitasi tempat shalat ied. Pemerintah pun memberikan fasilitas,” tulis Thomas Djalaluddin saat itu.

Komentar tersebut langsung menuai kontra dari sejumlah pihak. Namun, Thomas sendiri juga telah memohon maaf melalui pernyataan tertulis.

“Dengan tulus saya memohon maaf kpd Pimpinan dan warga serta teman2 Muhammadiyah. Semoga kesatuan ummat bisa segera terwujud,” tulis Thomas Djalaluddin.

Latar Belakang Thomas Djalaluddin

Thomas Djalaluddin adalah peneliti BRIN yang mempunyai perhatian tentang hari Lebaran Kembar yang selama ini terjadi di Indonesia. Ia memiliki kekhawatiran perbedaan ini dapat memecah persatuan umat.

Thomas Djalaluddin kemudian memberikan perhatiannya untuk meredefinisi hilal menurut ilmu astronomi yang ia pelajari hingga S2 di Jepang.

“Astronomi bisa digunakan untuk menemukan titik temu tersebut dengan tetap berpijak pada dalil-dalil syar`i. Yakni titik temu antara faham rukyat dan hisab dengan konsep kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat),” tutur Thomas.

Hal ini agaknya berbeda dari apa yang ia ucapkan kemudian dalam melansir laman Kementerian Agama,”Penyelesaian perbedaan penentuan hari raya bukan dengan memperdebatkan perbedaan dalil tentang rukyat (pengamatan) dan hisab (perhitungan), karena terbukti hal itu tidak pernah membuat tercapainya kesepakatan.”

Saat ini Thomas Djalaludin menjabat Peneliti Ahli Utama Astronomi dan Astrofisika BRIN sebagai profesor riset. Ia pernah menjabat sebagai kepala Unit Komputer Induk LAPAN Bandung dan jabatan-jabatan pimpinan LAPAN lainnya.

Perbedaan keputusan dari berbagai lembaga yang berbeda tentu mungkin sekali terjadi, tetapi Indonesia tidak perlu terpecah belah karena perbedaan ini.

Namun, inovasi dan riset dari lembaga pemerintah BRIN tentu bukan hal yang seharusnya diremehkan. Apalagi para tokoh pun telah mengatakan, riset dan inovasi yang dilakukan oleh BRIN merupakan investasi negara Indonesia. (*)

 

LAINNYA