KOTA TANGERANG | TD — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang mengolah sampah dengan metode terbarukan, yaitu penguraian sampah organik dengan memanfaatkan belatung black soldier fly (BSF) yang biasa disebut maggot.
Melalui metode pengolahan tersebut sampah organik diubah menjadi bernilai ekonomis. Kini setiap hari hampir satu ton sampah organik rumah tangga di Kota Tangerang diolah menjadi pakan ternak dan pupuk tanaman.
Kasi Pengurangan Sampah DLH Kota Tangerang Dika Agus Hermaji menuturkan, pihaknya menginisiasi teknologi ramah lingkungan di Intermediate Treatment Facility (ITF) Jatiuwung dengan menggunakan mekanisme Bio-Konversi BSF sebagai pengurai sampah organik.
“Sampah organik yang dikumpulkan dari bank sampah di wilayah Kota Tangerang dimasukkan ke wadah atau kotak berisi maggot dan dibiarkan hingga sampah organik habis dimakan maggot. Proses fermentasi dan pencacahan diuraikan dengan cara sederhana namun efektif menggunakan mekanisme Bio-Konversi BSF,” ujarnya kepada TangerangDaily, Senin (28/12/2020).
Berbagai sampah rumah tangga, seperti sayur-mayur, buah busuk, kertas, atau dedaunan bisa dengan cepat terurai melalui mekanisme Bio-Konversi BSF.
Proses fermentasi ini membutuhkan waktu selama dua hari. Sampah organik tersebut dimakan maggot, kemudian maggot mengeluarkan kotoran (kompos).
Perbandingannya 1 kilogram telur maggot menjadi 2 kilogram maggot dewasa dan menghasilkan maksimal 4 kilogram kompos.
“Jadi, 40 kilogram maggot akan mampu mengurai 800 kilogram sampai 1 ton sampah organik tanpa sisa. Sampah itu diubah menjadi 375 kilogram kompos atau sekitar 15 karung kompos” jelasnya. (Ikrar/Rom/ATM)