BUKU | TD – Salah satu manfaat membaca buku adalah memperoleh wawasan serta sudut pandang baru yang menyegarkan. Beberapa buku mengenai pendidikan di bawah ini juga dapat memberikan cara-cara baru agar kita dapat berpikir lebih kritis. Cara pikir kritis akan menjadikan pembelajar memiliki kemandirian dan pengelolaan informasi yang lebih baik dalam dirinya.
Berikut ini ada 7 buku tentang pendidikan yang siap menggugah nalarmu:
Buku karya Paulo Freire ini mengupas tentang pentingnya berpikir kritis yang seringkali terkikis dalam metode pendidikan yang terlihat mapan, teratur, dan hanya memperbolehkan murid mendengarkan.
Sebaliknya, ia menyarankan pengajaran dengan metode diskusi. Hal yang paling utama dapat dipetik dari metode ini adalah kesadaran siswa, terutama jika terjadi ketidakadilan sosial yang perlu diubah.
Filsafat adalah alat untuk berpikir secara jernih. Inilah yang menjadi keinginan Herman Harrel Horne, penulis buku ini, yakni pendidikan dapat mengajarkan setiap orang untuk berpikir dengan bijaksana.
Buku ini juga menguraikan berbagai pandangan dalam menyikapi bagaimana pendidikan semestinya berjalan. Mulai dengan aliran pemikiran esensialisme, rekonstruksionisme, dan progresivisme.
Buku ini mengungkapkan pemikiran Nietzsche atas pendidikan yang cemas akan matinya akal dari siswa-siswa yang hanya dapat patuh dan diam mendengarkan. Karena pendidikan semacam demikian hanya dapat membentuk siswa menjadi komoditas pasar.
Sebaliknya, Nietzsche mengatakan bahwa pendidikan seharusnya membebaskan pemikiran agar setiap orang dapat berkembang secara penuh mengikuti bakat dan keinginannya.
Buku ini merupakan karya NH Kleinbaum. Terinspirasi dari film berjudul sama, Kleinbaum menuliskan dalam buku ini bahwa pendidikan yang benar bertujuan agar setiap orang dapat menemukan makna hidup dan keberanian berpikir serta bertindak. Meskipun hal ini dianggap berbeda menurut sistem sosial yang saat itu berlaku.
Dead Poets Society mengisahkan seorang guru bahasa yang menginspirasi murid-muridnya untuk mencintai puisi. Namun, tragedi kemudian terjadi. Salah seorang murid memutuskan bunuh diri karena keinginannya menjadi seniman tidak mendapat restu orang tua. Sang guru pun kemudian dipecat karena pihak sekolah tidak menginginkan pengaruhnya menjadi semakin besar.
Kejadian ironis tersebut menggambarkan betapa tekanan dari sistem sosial yang buruk, terutama dari keluarga, dapat mematikan bakat seseorang.
Tara Westover, sang penulis, mengungkapkan kisah perjuangan hidupnya ke dalam buku ini. Ia menggambarkan bahwa pendidikan benar-benar dapat menjadi sarana pembebas.
Tara mengisahkan perjalanan hidupnya yang mengalami perubahan. Awalnya, ia tak bersekolah hingga usia 17 tahun karena sang ayah yang tak menginginkan anaknya menerima pendidikan formal. Ayah Tara adalah seorang survivalist, seorang yang berpaham ekstrem terhadap kehancuran dunia dan menganggap pemerintah selalu berkonspirasi. Ia juga menolak layanan kesehatan dari negerinya.
Namun, Tara berhasil mematahkan dogma sang ayah bagi dirinya. Ia kemudian menempuh pendidikan hingga meraih gelar PhD dari Universitas Cambridge. Dan juga menemukan arti hidupnya melalui pendidikan dan kehidupan di dunia yang lebih luas.
Melalui buku ini,kamu dapat memahami bagaimana Thomas Lickona memikirkan bahwa pendidikan tidak hanya penting untuk mengajarkan hal-hal akademik. Tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya tentang etika, moralitas, dan juga tanggung jawab bersama sebagai makhluk sosial.
Roem Topatimasang menggambarkan bahwa sistem pendidikan yang ada pada sekolah-sekolah formal telah menjadi hal buruk. Ia meyakini bahwa sekolah telah membius kesadaran siswa dengan menanamkan bahwa sekolah merupakan satu-satunya jalur untuk meraih keberhasilan. Padahal, sejujurnya, sekolah justru seringkali menjadi tempat untuk mengendalikan siswa secara sosial.
Roem beranggapan bahwa pendidikan seharusnya memberikan pengajaran yang membebaskan. Selain itu, ia juga memberikan gambaran bagaimana sistem pendidikan berkembang sejak zaman Yunani Kuno hingga masa kini yang modern.
Demikianlah 7 buku tentang pendidikan yang siap menggugah nalarmu. Ketujuhnya akan memberikan sudut pandang yang berbeda-beda sehingga kamu lebih memahami bagaimana belajar secara lebih mandiri hingga kemampuanmu dapat jauh lebih berkembang dan berdaya menghadapi tantangan hidup. (Pat)