MUSIK | TD – Seringkali, mendengarkan musik dapat membantu seseorang ketika bekerja atau belajar. Tentu, musik tersebut haruslah enak didengar dan tidak menimbulkan gangguan konsentrasi. Berikut ini terdapat 5 rekomendasi jenis musik yang cocok untuk menemanimu bekerja maupun belajar.
Low Fidelity (Lo-Fi) merupakan istilah untuk musik dengan elemen-elemen distorsi ringan yang dapat membangun suasana hangat. Sedangkan chill and study beats merupakan salah satu alirannya.
Lo-Fi Chill and Study Beats menggabungkan hip-hop berirama lambat dengan melodi yang ambient atau jazzy. Kadangkala terdapat bunyi-bunyian alami, seperti suara kicau burung, gemerisik daun, atau gerimis hujan berulang yang membantu menciptakan suasana tenang dan stabil.
Musik dengan ritme pelan dan tanpa lirik ini terasa santai bagi siapa pun yang mendengarkan. Minimnya beban pendengaran saat menikmatinya menghindarkan otak dari rangsangan yang berlebihan atau mengganggu. Kelompok musik tipe ini sangat sesuai untuk mendukung kerja kreatif atau pembelajaran yang membutuhkan waktu lama.
Contoh playlist musik Lo-Fi Chill and Study Beats yang menjadi rekomendasi yaitu “Lofi Work Space” dari channel YouTube Chill Village, “1 A.M Study Session” dari Lofi Girl, “Chill Study Music” dari Settle, dan “90’s Chill Lofi” dari The Japanes Town.
Nicolas Horvath merupakan salah satu seniman yang menggubah soundtrack dari film-film keluaran Studio Ghibli menjadi aransemen instrumental piano. Beberapa gubahan versi piano solonya yang mempunyai penggemar cukup banyak yaitu “One Summer’s Day” dan “The Sixth Station” dari film Spirited Away, atau “The Path of the Wind” dan “My Neighbor Totoro” dari film My Neighbor Totoro. Lalu, “Ashitaka and San” dan “The Legend of Ashitaka” dari film Princes Mononnoke, “Merry Go Round of Life” dari film Howl’s Moving Castle. Dan, “A Town with an Ocean View” dari film Kiki’s Delivery Service.
Selain mengingatkan akan kisah-kisah film yang seru dan mengharukan, Ghibli piano collection juga menenangkan. Musik jenis ini membantu menciptakan suasana kontemplatif dan terasa lembut di pendengaran. Dan, di dalamnya terdapat sentakan halus saat peralihan nada keras dengan nada lembut yang ekspresif dan memancing imajinasi. Sentakan ekspresif ini berpadu dengan ritme rubato (perubahan dari tempo lambat dan cepat pada sebagian gubahan) yang berguna untuk merangsang kreativitas audiensnya.
Musik jazz tanpa lirik dapat membantu seseorang untuk bekerja atau belajar secara analitik. Ritme swing-nya yang halus dan terasa ringan di telinga dapat membantu menciptakan nuansa intelektual dan merangsang kerja kreatif otak. Sedangkan aliran bossa nova memiliki perulangan ritme yang santai sekaligus dapat meningkatkan semangat. Sehingga, dengan mendengarkannya, seseorang dapat bekerja atau belajar lama tanpa mengantuk.
Dua aliran musik ini dapat memberikan perasaan elegan dan juga santai bagi para pendengarnya. Bossa nova maupun jazz dapat menjadi penyemangat dalam suasana pagi hari maupun ketika menjalani pekerjaan ringan. Contoh playlist-nya yaitu “Classic Jazz” dari channel Irama Malam Minggoe, “Relaxing Bossa Nova Instrumentals”, atau “Ultimate Chill Jazz & Bossa Nova: Study & Work” dari Ping Music.
Dalam berbagai literatur, musik klasik telah mendapat pengakuan sangat positif. Karya-karya gubahan Beethoven, Mozart, dan Bach, misalnya, dapat membantu seseorang untuk berkonsentrasi dalam bekerja dan belajar. Hal ini merupakan efek struktur harmonis dan ritme yang stabil yang merupakan ciri khas musik klasik.
Struktur dan ritme musik klasik tersebut berguna untuk menjadikan otak kiri dan kanan terhubung secara sinkron, sehingga mempertajam daya ingat dan merangsang kerja otak dalam mencerna informasi. Ketiadaan liriknya juga mengamankan sistem kerja otak dari gangguan beban pendengaran ketika menjalankan proses berbahasa dalam kegiatan baca tulis.
Contoh playlist musik klasik yang menjadi rekomendasi misalnya “Symphony No. 40 in G Minor” dan “Sonata for Two Pianos in D Major, K. 448” karya Mozart, atau “Brandenburg Concertos” dan “The Well-Tempered Clavier” karya Bach. Dan, “Symphony No. 6 Pastoral” karya Beethoven, “Clair de Lune” karya Debussy, “Canon in D” karya Pachelbel, atau “The Four Seasons” karya Vivaldi.
Jenis musik ini menggunakan teknologi audio dan menggabungkannya dengan neuropsikologi. Tujuannya meningkatkan konsentrasi, produktivitas, dan memori ketika seseorang bekerja atau belajar.
Dalam musik binaural beats, dua nada dengan frekuensi berbeda bermain di setiap telinga. Misalnya, di telinga kanan dengan frekuensi 410 hertz, dan di telinga kiri di frekuensi 400 hertz. Perbedaan frekuensi tersebut akan menimbulkan gelombang otak virtual yang dapat menciptakan kondisi mental tertentu.
Untuk membantu menciptakan suasana produktif, musik binaural beats yang bermanfaat adalah yang berfrekuensi 8 hingga 12 hertz (alpha), 12 hingga 30 hertz (beta), atau 30 hingga 100 hertz (gamma). Binaural beats frekuensi alpha dapat membantu otak untuk rileks sekaligus fokus, seperti saat membaca dan brainstorming. Sedangkan frekuensi beta dapat meningkatkan konsentrasi dan daya analisa. Dan, musik binaural beats berfrekuensi gamma berfungsi mendukung kerja otak ketika memproses informasi, mengingat, dan meningkatkan daya kreatif.
Contoh playlist musik binaural beats yang cocok untuk bekerja atau belajar yaitu “40 Hz Binaural Focus Music” dari channel YouTube Good Vibes, “Quantum Focus” dari Magnetic Minds, dan “(40Hz) GAMMA Binaural Beats” dari SleepTube – Hypnotic Relaxation.
Demikianlah mengenai 5 rekomendasi jenis musik yang cocok menemanimu bekerja atau belajar. Mulai dari jenis musik Lo-Fi and Study Beats, koleksi musik Ghibli versi piano, instrumental jazz dan bossa nova, musik klasik, dan musik fokus binaural beats. Kelima jenis musik tersebut dapat membantu menciptakan suasana yang tenang dan stabil, di mana otak dapat bekerja produktif dalam suasana yang rileks. (Patricia)