SASTRA | TD – Kritik sastra merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembelajaran karya sastra dan telah mengalami perkembangan dinamis dalam sejarah hingga melahirkan berbagai aliran.
Dalam kegiatan kritik sastra, sebuah karya sastra dibedah melalui analisa, interpretasi, dan evaluasi hingga menghasilkan pemahaman secara keseluruhan.
Proses tersebut juga dapat menjelaskan kualitas karya sastra, apakah karya tersebut berarti dalam sejarah sastra dan relevan dengan kehidupan pembaca.
Analisa terhadap kualitas karya sastra dapat dilakukan dengan mengkaji berbagai aspek karya secara objektif. Misalnya gaya bahasa, estetika, plot, tema, dan karakter tokoh-tokohnya.
Dalam kegiatan ini, seorang kritikus sastra juga berusaha mengungkap makna-makna yang tersembunyi yang terkandung dalam karya sastra. Pengungkapan ini dapat memberikan pembaca pemahaman yang lebih tepat karena seringkali sebuah maksud disajikan oleh penulis dalam gaya bahasa yang berlapis-lapis.
Pengungkapan makna dalam berbagai perspektif dari sebuah karya sastra juga memberikan kekayaan pemahaman, dan bahkan dapat menjadi bahan diskusi yang penting.
Hasil analisa dan evaluasi dari kritikus sastra juga dapat menjadi pedoman rekomendasi karya sesuai selera calon pembaca.
Selain itu, analisa kritik sastra dapat juga menjadi pendorong inovasi dan sumber gagasan agar penulis mampu menghasilkan karya yang lebih baik.
Diskusi dalam analisa kritik sastra juga dapat mendorong perkembangan dalam pemikiran dan teori sastra.
Di sisi lain, kritik karya sastra dapat digunakan untuk menjaga ingatan akan sebuah karya sastra yang penting bagi sejarah dan nilainya relevan dengan masa yang akan datang.
Dalam sejarahnya, kritik sastra terus berkembang dan melahirkan berbagai aliran. Setiap aliran kritik sastra mempunyai fokus dan pendekatan yang berbeda dalam menganalisa karya sastra.
Berikut ini 5 aliran yang lahir dalam sejarah kritik sastra dunia:
1. Kritik Sastra Formalisme
Aliran kritik sastra formalisme lebih mengutamakan analisa struktur intrinsik pada karya sastra.
2. Kritik Sastra Psikoanalisis
Teori psikoanalisis adalah pisau pembedah yang penting karena mampu menganalisa motif tokoh dalam sebuah karya sastra.
Aliran ini juga sangat suka mendedah simbol-simbol yang digunakan penulis karya sastra sehingga menghasilkan wacana yang menggugah bagi para pembacanya.
3. Kritik Sastra Marxisme
Analisa karya sastra yang menggunakan sudut pandang sosial ekonomi ini sempat merebak dan membuat eranya sendiri.
Para kritikus dari aliran Marxisme umumnya melihat sebuah karya sastra sebagai kajian yang menggambarkan kesenjangan sosial, ketidakadilan, atau ketidaksetaraan.
4. Kritik Sastra Postkolonialisme
Pengetahuan para kritikus sastra aliran postkolonialisme berguna untuk mengetahui dampak kolonialisme yang terserap dalam sebuah kebudayaan masyarakat dan juga karya sastra.
5. Kritik Sastra New Historicism
Aliran kritik sastra ini melihat sebuah karya dalam keterkaitannya dengan konteks sejarah dan budaya. Kritikus sastra New Historicism melihat karya sastra sebagai produk dan refleksi zaman.
Demikian 5 aliran kritik sastra dunia yang perlu kamu tahu. (Pat)