SASTRA | TD – Karya sastra, sesuai fungsinya, yaitu ‘dulce et utile‘ atau menyenangkan dan berguna, dapat memberikan manfaat untuk membangun kembali kesehatan mental seseorang yang sedang ambruk.
Untuk memperoleh pencerahan mental tersebut, seseorang hanya perlu memilih buku atau karya sastra yang tepat. Misalnya kumpulan puisi yang indah karya Aan Mansyur atau Avianti Arman, atau novel Amba karya Laksmi Pamuntjak, bagi yang menyukai keindahan bahasa. Atau buku-buku Sherlock Holmes, bila menyukai petualangan.
Namun, selain memilih buku yang tepat, terdapat beberapa tips lainnya yang dapat dilakukan jika ingin membaca dalam rangka terapi mental:
1. Menyediakan waktu rutin untuk membaca.
Misalnya setengah jam setiap sore sambil minum teh. Tetapkan waktu yang tidak akan mengganggu kesibukan lainnya.
2. Memilih tempat yang jauh dari suasana berisik.
Sebuah tempat yang pribadi, misalnya di kamar, dapat menjadi tempat tenang untuk jadwal membaca rutin. Jangan lupa mengatur terang cahaya yang tepat sehingga mata nyaman dalam membaca.
3. Bebaskan diri berekspresi dalam halaman-halaman buku.
Tuliskan apa yang kamu rasakan di halaman-halaman buku yang terhubung dengan pengalamanmu. Tetapi, bila buku tersebut pinjaman, catatanmu bisa dituangkan ke dalam sticky notes agar tak mengotori buku.
4. Berbagi dalam sharing diskusi buku.
Sebuah kelompok baca bisa menjadi penyaluran agar kamu dapat membagikan pengalamanmu yang terkait dengan buku. Dalam sharing, interaksi sosial yang kamu lakukan pun dapat membangun kondisi mental menjadi lebih baik.
Demikian 4 tips membaca karya sastra dalam rangka terapi mental. (Pat)