SAINTEK | TD – Mikroalga telah dilirik selama beberapa dekade sebagai sumber bahan alami yang dapat digunakan untuk memproduksi berbagai barang industri.
Pemanfaatan mikroalga mempunyai posisi penting dalam industri serat untuk mendukung industri otomotif, bahan baku kosmetik dan obat-obatan, sumber pangan alternatif yang potensial mengatasi stunting, pakan alami ternak ikan, dan bahan bakar ramah lingkungan.
Berbagai penelitian yang terus berkembang, dan kini telah ada ratusan mikroalga ditemukan dari alam, dan kemudian mengalami berbagai perlakuan khusus yang membuatnya optimal untuk dibudidayakan.
Dalam budidaya mikroalga secara umum, ada tiga tahapan yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Skala Laboratorium
Kulturisasi mikroalga pada tahap pertama ini memerlukan bibit terseleksi yang disediakan oleh laboratorium bibit seperti LIPI, atau Balai Besar Perikanan Air Payau (BBPAP) Bogor dan Jepara.
Dalam pembudidayaan di level ini, mikroalga ditempatkan dalam gelas kaca yang disebut erlenmeyer, dan secara ketat dijaga derajat keasamannya (pH), nutrien, intensitas cahaya yang diterima, serta diamati pertumbuhannya.
Dengan kata lain, mikroalga harus selalu berada dalam kondisi yang steril dan kepekatan yang tinggi.
2. Skala Semi Masal
Pada tahap ini, mikroalga dipersiapkan untuk skala yang lebih besar lagi, yakni skala komersial. Yang dilakukan dalam pembudidayaan mikroalga semi masal ini yaitu penempatan dalam rumah kaca.
Dalam rumah kaca, mikroalga ditaruh dalam kolam kultur dengan konsentrasi 10 hingga 15% dari volume media perkembangbiakannya. Intensitas cahaya diberikan dengan dibantu pemasangan lampu khusus, dengan range berkisar antara 3500 hingga 5000 lux.
Kultur mikroalga diberi perlakuan khusus, yakni pengadukan dengan kecepatan dan durasi tertentu. Ini bertujuan menjaga penyebaran nutrien tetap merata, menjamin penyinaran yang merata, dan mencegah pengendapan.
3. Skala komersial
Di tingkat ini, mikroalga dibudidayakan di sistem bak terbuka (open pond raceways) atau dalam sistem tertutup menggunakan tabung fotobioreaktor.
Tantangan yang cukup besar dalam tahap ini adalah pengaruh cuaca luar dan kontaminan yang lebih besar daripada tahap pembudidayaan skala semi masal. (Pat)