KABUPATEN TANGERANG | TD — Sebanyak 10 orang warga Kabupaten Tangerang meninggal akibat penyakit Leptospirosis yakni, penyakit yang dipicu bakteri Leptospira sp yang menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, terjadi 49 kasus leptospirosis selama tahun 2022.
“10 pasien meninggal dunia,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Tangerang Sumihar Sihaloho, dikutip Selasa, 14 Maret 2023.
Sementara, pada awal 2023 ini, terjadi satu kasus serupa. “Namun tidak sampai menyebabkan kematian pada pasiennya,” imbuhnya.
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).
Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.
Gejala pada leptospirosis mirip dengan gejala penyakit flu, tetapi lebih berat serta disertai dengan bengkak di kaki dan tangan, serta kulit menjadi kuning. Jika tidak diobati dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, bahkan mengancam nyawa.
Dinkes Kabupaten Tangerang terus berusaha melakukan pencegahan melakukan surveilans.
“Melakukan surveilans sentinel kasus dengan melakukan pemasangan trap tikus di sekitar tempat tinggal pasien positif leptospirosis,” kata Sumihar.
Selanjutnya, tikus yang tertangkap akan dilakukan pembedahan untuk mengambil sampel tikus. Kemudian sampelnya akan dicek di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Kementerian Kesehatan dan Dinkes Provinsi Banten.
“Selanjutnya, melakukan skrining pada pasien atau orang yang bergejala dengan penggunaan rapid test,” ujarnya. (Red)