PERTANIAN | TD – Dalam dunia pertanian, petani milenial harus mengenal tanaman superfood yang mudah budidayanya bernama wolffia. Wolffia dikenal sebagai tumbuhan paling kecil di dunia. Meskipun demikian, wolffia merupakan tanaman istimewa karena budidayanya yang mudah dan kandungannya yang tinggi protein. Ini menjadikannya salah satu superfood yang dapat membantu mengatasi krisis pangan dunia.
Dalam morfologi, wolffia merupakan tumbuhan berbiji monokotil yang tertutup. Ia termasuk dalam famili Araceae, dan memiliki setidaknya 11 spesies yang tersebar di seluruh dunia. Di antaranya adalah Wolffia arrhizal di Italia, Wolffia Columbiana di Amerika, Wolffia globosa dan Wolffia cyindracea Hegelm, dan Wolffia australiana. Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di daerah tropis atau subtropis.
Wolffia memiliki ukuran hanya 0,1 hingga 1 mm. Tumbuhan akuatik ini hanya berupa daun berbentuk bulat mirip tabung tanpa akar atau batang. Daun wolffia hidup mengapung pada perairan yang tenang.
Sedangkan bunga wolffia terlihat seperti rongga yang berada di permukaan daun. Namun, bunga ini tidak terlalu berperan dalam perkembangbiakan wolffia. Tanaman berprotein tinggi ini lebih umum memperbanyak diri dengan tunas daun.
Tanaman wolffia dapat berkembang biak dengan waktu yang relatif cepat. Bahkan, Wikipedia menyebutkan tanaman imut ini merupakan tumbuhan berbunga dengan laju perbanyakan yang paling cepat di antara seluruh tanaman berbunga di dunia. Inilah faktor kedua, setelah tingginya protein yang dikandungnya, yang menjadikannya sebagai superfood.
Mengenai potensinya sebagai bahan pangan super yang dapat membantu mencegah kelangkaan bahan pangan, berikut ini beberapa kandungan penting dalam wolffia:
1. lemak,
2. vitamin,
3. serat,
4. mineral,
5. protein (40% dari bobot wolffia kering),
6. asam amino esensial,
7. omega-3, dan
8. antioksidan.
Selain mempunyai manfaat dalam pangan manusia dan pakan ternak, wolffia seringkali dijumpai sebagai tanaman hias dalam landscape akuarium atau akuaponik.
Pembudidayaan wolfia yang mudah dan tidak menuntut penambahan bahan kimia merupakan salah satu alasan tanaman yang record-nya pertama kali dicatat Eropa Selatan ini menjadi tanaman budidaya yang ramah lingkungan. Wolffia hanya memerlukan habitat air dengan permukaan tenang yang berada di alam, misalnya pada genangan sawah, sungai, kolam, dan danau.
Di berbagai negara, wolffia telah digunakan menjadi pakan ternak berbiaya murah. Bahkan lebih murah daripada pakan konvensional. Ini tentu juga berdampak positif untuk mengurangi ketergantungan peternak terhadap pakan pabrikan.
Karena karakteristiknya di atas, wolffia memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan bagi manusia. Namun, hal ini membutuhkan pengujian keamanan pangan yang lebih akurat. Sementara, regulasi yang mengaturnya pun belum ada.
Selain itu, masih diperlukan pengembangan dalam ilmu pengetahuan agar teknologi serta infrastruktur pendukung budidaya wolffia dapat dilakukan dalam skala besar. (Pat)