KABUPATEN TANGERANG | TD — Warga di Desa Sumur Bandung dan Gembong mengaku air sumur mereka mulai berubah warna dan rasa sejak Pabrik PT Mayora Indah Tbk Jayanti beroperasi sekitar 2017 lalu.
“Pokoknya setelah Mayora beroperasi saja, air sumur menjadi keruh kekuningan dan berbau,” ujar Siti Arnaningsih, warga kampung Kramat, Desa Sumur Bandung, Kecamatan Jayanti saat ditemui di rumahnya, Selasa 28 September 2021.
Rumah Siti hanya berjarak beberapa meter dari bangunan utama PT Mayora Indah Tbk Jayanti. Antara rumah Siti dan produsen makanan minuman itu hanya satu bangunan dan tembok beton setinggi tiga meter.
Untuk mengakali agar air tidak terlalu kotor, Arna dan keluarganya menampung dan menyaring air di bak penampungan.”Tapi air tetap keruh dan jika dipakai mencuci baju putih lama kelamaan baju akan berubah kuning kecoklatan.”
Karena khawatir air itu berbahaya jika dikonsumsi, Arna dan keluarga terpaksa membeli air mineral untuk kebutuhan minum. “Kami sudah tiga kali membuat sumur bor, hasilnya sama saja airnya gak enak,” ujarnya.
Warga kampung Gembong Jatake, Desa Gembong, Kecamatan Balaraja juga mengaku air sumur mereka mulai berubah warna dan rasa setelah pabrik makanan itu beroperasi. “Karena pabrik yang paling dekat dengan kampung kami ya Mayora,” kata Husna, 40 tahun.
Kampung Gembong Jatake berjarak sekitar 10 meter dari bangunan utama PT Mayora hanya dipisahkan tembok beton setinggi tiga meter dan saluran air yang juga dijadikan saluran pembuangan limbah cair perusahaan.
Warga kampung ini juga mengeluhkan perubahan warna dan rasa pada air sumur mereka. “Kalau dulu airnya jernih, bening, segar seperti air mineral. Sekarang keruh dan kekuningan,” ujar Ahmad Almufti.
Selain keruh, kata Ahmad, air sumur mereka berubah rasa dan volume airnya menjadi sedikit. “Rasanya gak enak aja untuk diminum dan airnya tidak sebanyak dulu,” ucapnya.
Menanggapi keluhan warga ini, Manajer Area PT Mayora Indah Tbk Jayanti, Mukhlis mengatakan sampai saat ini belum pernah mendapatkan laporan dari warga sekitar. “Belum ada perwakilan warga yang melaporkan,” ujarnya saat dihubungi Rabu 29 September 2021.
Mukhlis berjanji akan melakukan pengecekan. “Nanti kami cek.” (Red/Rom)