Vaksin Flu Singapura Telah Tersedia di Indonesia

waktu baca 3 menit
Kamis, 28 Nov 2024 10:50 0 17 Patricia Pawestri

KESEHATAN | TD – Flu singapura, atau kerap disebut penyakit kaki, tangan, dan mulut (Hand Foot and Mouth Disease atau HFMD), merupakan salah satu penyakit yang menakutkan bagi para ibu terkait kesehatan putra-putri yang masih balita.

Risiko paparan penyakit flu singapura rentan menyerang anak-anak karena imunitas tubuh yang belum sempurna. Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa serangan virus tetap dapat menginfeksi para dewasa.

Flu singapura merupakan penyakit yang disebabkan virus coxsackie (salah satu dari famili enterovirus). Beberapa gejalanya, yang dapat diidentifikasi secara langsung, yaitu bintik-bintik atau ruam yang memenuhi punggung serta telapak tangan, kaki, dan mulut, yang disertai demam. Ruam ini dapat berubah menjadi lepuhan, terasa gatal, dan nyeri.

Di mulut, ruam berwarna putih dan dapat tersebar di seluruh rongga mulut dan lidah. Ruam ini dapat berkembang menjadi luka atau sariawan, sehingga anak merasa sakit dan sulit makan.

Gejala-gejala seperti yang terjadi pada infuenza juga kerap menyertai infeksi virus ini. Termasuk pilek, batuk, dan sakit tenggorokan.

Dan karena enterovirus dapat hidup di usus manusia, maka anak yang terjangkit juga dapat terganggu sistem pencernaannya. Misalnya terjadi mual, muntah, diare, dan sakit perut.

Infeksi flu singapura ini dapat membahayakan jika tidak mendapatkan perawatan medis segera. Kejang, kekakuan otot, dan kesadaran yang menurun menandakan penyakit memasuki tahap yang lebih parah.

Pada level akut, virus HFMD ini dapat menyebabkan meningitis, radang pada otot jantung atau miokarditis, polio dan kelumpuhan, serta bahkan dapat membahayakan nyawa.

Enterovirus penyebab flu singapura harus disadari sebagai penyakit yang sangat mudah menyebar, terutama melalui kontak langsung dengan penderita. Dalam kontak ini, penularan terjadi karena cairan yang terkontaminasi (misalnya droplet yang tersebar saat batuk atau bersin) terhirup oleh orang lain. Virus juga dapat menular saat berbagi peralatan makan, atau karena seseorang menyentuh tinja yang terkontaminasi.

Tips Menghindari Penularan Flu Singapura

Untuk menghindari terpaparnya virus penyebab HFMD atau flu singapura, beberapa hal berikut dapat diusahakan:

1. Rajin mencuci tangan.

Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun antiseptik dapat membantu menghindarkan kontaminasi kuman. Terlebih ketika merawat penderita dan setelah menyentuh berbagai peralatan yang digunakan.

2. Menjaga jarak atau menunda pertemuan.

Sangat penting untuk menjaga jarak dengan penderita HFMD. Bila diperlukan, tunda pertemuan atau beralihlah ke cara yang lebih aman, misalnya melalui daring. Dan, bila harus bertemu, pastikan selalu menggunakan masker atau penyekat ruangan.

3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Mandi sesegera mungkin setelah pulang ke rumah dapat membantu menghindarkan kontaminasi virus. Amankan baju yang tadi digunakan dengan mencucinya segera.

Dan, bila bersin atau batuk, tutup mulut dan hidung dengan tisu, kemudian buang tisu tersebut ke dalam tempat sampah yang tertutup.

Cara menjaga kebersihan lingkungan yang dapat menghindarkan penularan virus, antara lain dengan membersihkan secara rutin benda-benda yang sering dipegang. Misalnya mainan, alat-alat makan dan minum, serta handle pintu dan kendaraan.

Selain itu, selalu pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi adalah yang higienis.

4. Melaksanakan vaksinasi HFMD.

Sejak Oktober 2024, Indonesia telah mengimpor vaksin flu singapura atau HFMD. Vaksin ini ditujukan untuk anak mulai usia 6 bulan dan terbagi menjadi dua dosis.

Vaksin tersebut sangat berguna untuk menghindarkan paparan virus, mengurangi persentase komplikasi penyakit pada saraf, dan juga memperingan gejala yang mungkin timbul sehingga mempersingkat rawat inap.

Sebelumnya, vaksin flu singapura telah digunakan secara massal di China sejak 2016 dan terbukti dapat mencegah penularan secara efektif.

Namun, sayangnya, untuk memperoleh vaksinasi HFMD, saat ini pemerintah belum mengambil kebijakan untuk memasukkannya dalam program BPJS Kesehatan. Sehingga harganya masih terbilang mahal untuk masyarakat kebanyakan, yakni berkisar Rp700.000 hingga 1 juta rupiah. (Pat)

LAINNYA