EKBIS | TD — Perdagangan aset kripto di Indonesia mengalami lonjakan luar biasa setelah pengalihan pengawasan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 10 Januari 2025. Menurut data terbaru OJK, nilai transaksi aset kripto pada Januari 2025 tercatat mencapai Rp44,07 triliun, meningkat 104,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp21,57 triliun.
Hasan Fawzi, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, menjelaskan bahwa transisi pengawasan ini berjalan lancar dan positif, membawa dampak signifikan terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi dalam aset kripto. “Kami akan terus bekerja memastikan regulasi yang ada mendukung pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan di sektor ini,” ungkapnya dalam Rapat Dewan Komisioner pada Februari 2025.
Saat ini, terdapat 1.396 aset kripto yang dapat diperdagangkan di Indonesia. OJK juga telah memberikan izin kepada 19 entitas dalam ekosistem kripto, yang terdiri dari satu bursa kripto, satu lembaga clearing, satu pengelola tempat penyimpanan, dan 16 pedagang aset kripto. Selain itu, OJK juga sedang memproses izin bagi 14 pedagang kripto lainnya.
Untuk memastikan keamanan dan stabilitas pasar kripto, OJK telah membentuk sebuah Working Group bersama Bappebti melalui Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK No. Cap 3/D07-2025. Tim ini bertugas untuk mengoordinasikan regulasi, perizinan, pengawasan, serta pengalihan dokumen dari Bappebti ke OJK.
OJK juga tengah menyusun pedoman keamanan siber bagi pedagang aset digital dan kripto guna melindungi ekosistem ini dari ancaman siber.
Wan Iqbal, CMO Tokocrypto, menyatakan bahwa pengalihan pengawasan ke OJK membawa dampak positif, khususnya dalam hal kepastian regulasi dan perlindungan bagi investor. “Dengan adanya regulasi yang lebih komprehensif dan pengawasan dari OJK, kepercayaan investor semakin kuat, yang terlihat jelas dari kenaikan volume transaksi di platform seperti Tokocrypto,” ujarnya.
Menurut Iqbal, pengawasan OJK membuka peluang lebih besar untuk inovasi dalam produk dan layanan baru. “Kami optimis industri ini akan terus berkembang, didukung oleh regulasi yang lebih jelas dan inovasi yang lebih tepat,” tambahnya.
Dampak Pasar Global Terhadap Kripto
Iqbal juga mengungkapkan bahwa dinamika pasar kripto global turut berpengaruh terhadap pergerakan pasar Indonesia. Baru-baru ini, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk menciptakan cadangan strategis Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), XRP, Solana (SOL), dan Cardano (ADA). Hal ini memberikan dampak positif terhadap harga kripto tersebut dan meningkatkan minat investor.
“Kebijakan ramah kripto dari pemerintah AS berpotensi menciptakan sentimen positif di pasar global, termasuk Indonesia. Hal ini meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di aset kripto,” jelas Iqbal.
Dengan semakin banyak negara yang mengakui kripto sebagai bagian dari strategi keuangan, Iqbal percaya bahwa hal ini akan meningkatkan likuiditas dan mendatangkan lebih banyak partisipasi dari institusi ke dalam ekosistem ini.
Iqbal berharap bahwa kebijakan serupa dapat diterapkan di Indonesia, untuk memberikan kepastian hukum bagi investor, sambil tetap menjaga fleksibilitas regulasi agar industri kripto dapat berkembang dengan sehat.
Tentang Tokocrypto
Tokocrypto adalah platform perdagangan aset kripto terbesar di Indonesia yang kini beroperasi di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan lebih dari 4 juta pengguna dan lebih dari 380 token/koin yang diperdagangkan, Tokocrypto memiliki posisi kuat di pasar Indonesia dan didukung oleh Binance, platform exchange kripto terbesar dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.tokocrypto.com.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES