Jakarta, 16 Mei 2025 – Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III, Letjen TNI Bambang Trisnohadi, menegaskan bahwa kondisi keamanan di enam desa dalam wilayah Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, berada dalam situasi terkendali dan aman pasca bentrokan bersenjata dengan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Insiden yang menyebabkan tewasnya 18 anggota OPM terjadi pada Rabu, 14 Mei 2025. Menurut penjelasan Bambang, peristiwa tersebut bermula saat pasukan TNI melakukan kunjungan ke beberapa desa seperti Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba. Misi utama kedatangan pasukan TNI adalah memberikan pelayanan masyarakat, termasuk edukasi tentang kesehatan serta menyosialisasikan rencana pembangunan jalan penghubung ke daerah Hitadipa guna mempercepat kemajuan sosial ekonomi setempat.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat di wilayah tersebut tidak termakan isu-isu menyesatkan yang disebarkan oleh kelompok separatis. TNI hadir untuk membangun dan menjaga, bukan mengancam,” ujar Bambang kepada media, Kamis (15/5).
Bambang juga mengungkap bahwa dalam aksi provokatifnya, kelompok OPM berusaha memanfaatkan warga sipil sebagai tameng untuk menghadapi aparat. Namun, aparat TNI bertindak secara profesional dan menghindari jatuhnya korban dari kalangan masyarakat sipil. Operasi ini juga berhasil menyita sejumlah barang bukti berupa senjata api, busur dan anak panah, bendera Bintang Kejora, serta perangkat komunikasi.
TNI menegaskan bahwa segala tindakan yang dilakukan tetap mengedepankan prinsip hak asasi manusia dan keselamatan warga sipil. Bambang menambahkan bahwa prioritas utama TNI adalah memulihkan rasa aman dan menjamin kelangsungan pembangunan serta layanan publik di wilayah tersebut.
Senada dengan pernyataan TNI, Kepala Suku Desa Sugapa Lama, Melianus Wandegau, mengungkapkan bahwa masyarakat telah muak dengan kekerasan yang dilakukan OPM. Ia menyatakan bahwa warga selama ini justru menjadi korban intimidasi, penyerangan, dan dijadikan pelindung oleh kelompok separatis tersebut.
“Kami tidak lagi percaya dengan janji-janji palsu mereka. Kehadiran TNI justru memberikan harapan bagi kami untuk hidup lebih damai dan sejahtera,” kata Melianus.
Dalam beberapa waktu terakhir, OPM dilaporkan sering melakukan aksi kekerasan terhadap warga sipil, termasuk pembakaran rumah, penyanderaan tenaga pengajar dan medis, hingga serangan terhadap proyek pembangunan infrastruktur publik.
Komitmen TNI dalam menjaga keamanan di Papua terus diperkuat melalui pendekatan yang mengedepankan kesejahteraan dan perlindungan bagi masyarakat. Dengan operasi yang terukur dan didukung oleh warga, situasi keamanan di Intan Jaya kini berangsur pulih.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES