Tepung tapioka unggul untuk menghasilkan tekstur kenyal dan pengental pada makanan tradisional, sementara tepung mocaf lebih serbaguna, dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu untuk roti, kue, atau produk gluten-free, dengan nilai gizi yang lebih baik. (Foto: Freepik)IPTEK | TD — Selama bertahun-tahun, tepung tapioka menjadi salah satu bahan dapur paling populer di Indonesia. Dari pempek, bakso, hingga boba, hampir semua makanan yang membutuhkan tekstur kenyal pasti melibatkan tepung satu ini. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul pendatang baru yang mulai menarik perhatian para pelaku kuliner: tepung mocaf (Modified Cassava Flour). Meski sama-sama berasal dari singkong, kedua tepung ini memiliki perbedaan besar dalam proses pembuatan, karakteristik, hingga manfaat penggunaannya.
Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara tepung tapioka dan tepung mocaf? Dan manakah yang lebih unggul untuk kebutuhan dapur modern?
Tepung Tapioka: Ekstraksi Murni Pati Singkong
Tepung tapioka dihasilkan melalui proses pengambilan pati dari umbi singkong. Singkong dihancurkan, disaring, dicuci, lalu dipisahkan antara serat dan patinya. Endapan pati ini kemudian dikeringkan dan dihaluskan hingga menjadi tepung.
Karena bagian yang digunakan hanya pati murni, tepung tapioka memiliki ciri:
Sifatnya sangat elastis dan lengket ketika dipanaskan
Karakteristik ini membuat tapioka menjadi bahan wajib untuk olahan yang membutuhkan efek kenyal, seperti cilok, bakso, pempek, hingga boba. Peneliti seperti Al Bukhori et al. (2019) mengonfirmasi bahwa proses pengolahan sangat mempengaruhi swelling power (kemampuan mengembang) tepung tapioka, sehingga hasilnya memang ideal untuk tekstur kenyal.
Tepung Mocaf: Fermentasi yang Mengubah Karakter Singkong
Berbeda dari proses ekstraksi pati pada tapioka, tepung mocaf dibuat dari seluruh umbi singkong yang difermentasi menggunakan mikroba tertentu. Fermentasi ini memicu reaksi enzimatis yang:
Hasilnya adalah tepung dengan tekstur lebih lembut, rasa lebih netral, serta kemampuan aplikasi yang lebih luas pada olahan modern. Menurut penelitian Nurrizka et al. (2023), mocaf bahkan dapat digunakan sebagai substrat pembuatan sourdough karena memiliki karakteristik mendekati tepung terigu.
Dengan kata lain, fermentasi membuat singkong lebih “bernilai tambah” sebagai bahan pangan alternatif.
Tepung Tapioka: Raja Kekenyalan
Keunggulan terbesar tepung tapioka adalah daya ikatnya yang tinggi dan kemampuan menghasilkan kekenyalan. Ketika dipanaskan dalam air, molekul patinya mengalami gelatinisasi dan membentuk struktur elastis.
Inilah alasan tepung tapioka:
Namun, tepung tapioka tidak dapat berdiri sebagai struktur utama dalam adonan roti atau kue. Ia tidak memiliki kemampuan membentuk struktur seperti gluten sehingga hanya cocok menjadi campuran, bukan bahan pokok adonan.
Tepung Mocaf: Lebih Mirip Terigu dan Serbaguna
Sebaliknya, tepung mocaf memiliki kemampuan:
Karena itu, mocaf bisa digunakan sebagai bahan utama atau substitusi sebagian tepung terigu dalam:
Penelitian Suyatno et al. (2025) menunjukkan bahwa tepung tapioka memang meningkatkan kekenyalan brownies kukus bila dicampur dengan terigu, tetapi mocaf memiliki performa yang lebih baik untuk adonan bakery secara keseluruhan.
Dengan sifat yang lebih “universal”, tepung mocaf menjadi pilihan menarik bagi industri pangan yang ingin membuat produk bebas gluten tanpa mengorbankan tekstur.
Baik tepung tapioka maupun tepung mocaf sama-sama tinggi karbohidrat karena berasal dari singkong. Namun, proses pembuatan mereka menghasilkan perbedaan nutrisi tertentu.
Tepung Tapioka
Karena hanya pati murni, tapioka sering dianggap kurang bernutrisi dibanding tepung singkong utuh.
Tepung Mocaf
Fermentasi menyebabkan perubahan nutrisi yang signifikan:
Bebas gluten (baik bagi penderita intoleransi gluten atau konsumen gluten free lifestyle)
Karena itu, mocaf sering dianggap lebih “ramah” bagi pengendalian gula darah—meski tetap perlu konsumsi bijak karena sumber karbohidrat tetap dominan.
Tepung tapioka memiliki rasa sangat netral dan nyaris tanpa aroma. Sementara mocaf, meski mengalami fermentasi, aroma singkongnya justru menjadi lebih samar hingga hampir hilang sama sekali.
Namun perbedaan mereka tampak lebih signifikan saat digunakan dalam baking:
Bagi pelaku usaha bakery, mocaf menjadi opsi yang menarik karena memberikan rasa lebih bersih dan tidak menurunkan kualitas produk.
Berikut perbandingan sederhana untuk memudahkan pemilihan:
Tepung Tapioka Cocok Untuk:
✔ Pempek
✔ Bakso dan cilok
✔ Boba
✔ Kerupuk
✔ Pengental saus
✔ Kue basah yang membutuhkan tekstur kenyal
Tepung Mocaf Cocok Untuk:
✔ Roti dan roti tawar
✔ Kue bolu dan brownies
✔ Cookies
✔ Donat
✔ Mi gluten-free
✔ Adonan gorengan
✔ Tepung serbaguna bebas gluten
Dengan kata lain, bila tujuan Anda adalah kenyal, pilih tepung tapioka. Bila Anda ingin lembut dan mirip terigu, pilih mocaf.
Indonesia adalah penghasil singkong besar di dunia. Pengembangan mocaf memberi nilai tambah karena:
Sementara tapioka tetap menjadi komoditas penting terutama di sektor makanan tradisional, kerupuk, serta industri saus.
Keduanya memiliki daya saing masing-masing, namun mocaf lebih unggul dari sisi diversifikasi produk dan inovasi pangan.
Jawabannya bergantung pada kebutuhan.
Tepung Tapioka lebih unggul jika:
– Anda butuh kekenyalan tinggi
– Anda membuat makanan tradisional Indonesia
– Anda membutuhkan pengental cairan
Tepung Mocaf lebih unggul jika:
– Anda membuat roti atau kue
– Anda membutuhkan alternatif tepung terigu bebas gluten
– Anda ingin kandungan nutrisi lebih baik
– Anda ingin produk dengan indeks glikemik lebih rendah
Secara keseluruhan, mocaf lebih serbaguna, terutama untuk tren makanan modern dan kebutuhan gluten-free. Namun tepung tapioka tetap tidak tergantikan pada makanan yang membutuhkan tekstur kenyal khas.
Keduanya menunjukkan betapa besar potensi pangan lokal Indonesia ketika diolah dengan teknologi tepat.
Referensi
Al Bukhori, J., Abdullah, K., & Hariyadi, P. (2019). Pengaruh Teknik Pengolahan terhadap Karakteristik Kimia dan Swelling Power pada Tapioka yang Dihasilkan. Indonesian Journal of Industrial Research, 2(2), 142–148.
Nurrizka, N., Satriana, S., & Zaidiyah, Z. (2023). Studi Literatur: Pemanfaatan Mocaf (Modified Cassava Flour) sebagai Substrat dalam Pembuatan Sourdough. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 8(4), 458–464.
Suyatno, S., Dasir, D., & Tamba, K. B. (2025). Pengaruh Perbandingan Tepung Tapioka dan Tepung Terigu terhadap Sifat Fisik dan Kimia Brownies Kukus. Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan, 14(1), 6–11.
Penulis: Zenny Aulia Zahwa
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. (*)