KESEHATAN | TD – Makanan merupakan kebutuhan pokok yang kita konsumsi setiap hari. Tanpa makanan, perut akan keroncongan, kepala pusing, dan badan mulai lemas, otomatis kita tidak bisa beraktivitas dengan normal dan fokus kita akan sangat terganggu. Tapi, pernahkah Anda bertanya-tanya, “Apakah makanan yang saya makan ini benar-benar aman?”
Setiap hari, kita makan hingga beberapa kali. Nasi, lauk pauk, jajanan di pinggir jalan, buah-buahan, sampai minuman kemasaan. Semua itu masuk ke dalam tubuh kita. Namun, bagaimana caranya agar kita yakin kalau makanan itu baik untuk kita? Serta tidak membawa bibit penyakit, zat kimia berbahaya, dan dengan komposisi gizi yang tepat? Jawabannya ada pada prosedur analisis pangan.
Analisis pangan adalah bidang ilmu yang berfokus pada pengembangan metode uji untuk memeriksa bahan pangan. Termasuk teknik pemeriksaan guna mengidentifikasi komposisi dan karakteristik pangan. Serta penelitian mendalam terhadap sifat-sifat kimia, fisik, dan biologis dalam makanan (Harini et al., 2019).
Analisis pangan itu seperti detektif yang memeriksa makanan kita. Dalam laboratorium, para ahli yang bekerja akan mengambil sampel makanan, lalu memeriksanya dengan cermat. Mereka mencari tahu:
Tanpa proses “detektif” analisis pangan ini, kita cuma bisa mengandalkan penampilan, bau, rasa pada makanan itu saja. Sayangnya, itu tidak cukup.
• Bakteri itu tidak terlihat
Makanan yang terkontaminasi bakteri berbahaya seringkali tidak menunjukkan tanda-tanda aneh seperti busuk, bau, atau perubahan warna. Kita tidak bisa melihat Salmonella dengan mata telanjang!
• Pemalsuan bahan
Terkadang, ada saja oknum nakal yang berani mencampur bahan yang tidak seharusnya, misalnya susu dicampur air atau dengan bahan lain yang tidak diizinkan.
• Kadar Komposisi Tidak Sesuai
Kandungan nutrisi yang tertera pada label makanan seringkali tidak sesuai kenyataan. Misalnya. produk mengklaim tinggi protein padahal kadarnya kurang, atau kadar gulanya lebih tinggi dari yang dicantumkan. Ini berbahaya bagi kesehatan, terutama yang memiliki kondisi medis atau diet khsusus.
Jadi, mengandalkan indra penglihatan, penciuman, atau pengecap saja sama sekali tidak cukup dalam menjamin makanan yang kita makan aman untuk dikonsumsi. Hal itu seperti minum obat tanpa tahu apa kandungannya.
• Menjamin Keamanan Pangan: Hal ini adalah tujuan utamanya. Analisis pangan memeastikan makanan yang kita konsumsi bebas dari bahaya fisik (misalnya pecahan kaca), kimia (pestisida), dan biologis (bakteri) yang bisa bikin kita sakit.
• Memastikan Kualitas dan Gizi: Analisis pangan mengecek apakah kandungan gizi dalam produk makanan sesuai dengan klaim pada label. Hal ini penting agar kita sebagai konsumen mendapatkan nutrisi yang kita butuhkan.
• Pengembangan Produk Baru: Analisis pangan membantu para produsen mengembangkan produk baru, dimana mereka bisa memastikan rasa, tekstur, terutama keamanan produk baru tersebut telah optimal sebelum diluncurkan ke pasar.
Untungnya, di negara kita ini, Indonesia, memiliki beberapa lembaga seperti BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang bertanggung jawab memastikan makanan yang beredar di pasaran agar aman. BPOM mewajibkan para produsen makanan untuk melakukan analisis dan pengujian ketat sebelum produk mereka boleh dijual. Para produsen dituntut terlebih dahulu memperoleh rekomendasi dari Instansi Kesehatan terkait hygiene usaha (Gegana et al., 2021).
Para produsen produk pangan yang baik pun rutin melakukan analisis pangan sendiri guna memastikan kualitas dan keamanan produk mereka. Hal ini demi menjaga kepercayaaan konsumen dan menghindari masalah kesehatan konsumennya.
Jadi, bisakah kita yakin makanan itu aman tanpa dilakukannya analisis pangan? Jawabannya ialah tidak bisa. Kalau kita cuek sama analisis pangan, sama aja kita main-main sama kesehatan diri dan orang-orang tersayang.
Sebagai konsumen, kita juga bisa berperan. Salah satunya, selalu pilh produk pangan yang memilki izin edar dari BPOM. Jika ada yang aneh, jangan ragu untuk melaporkan. Dengan begitu, kita memastikan bahwa setiap suapan makanan kita membawa kebaikan, bukan bahaya.
Makan enak itu penting, tapi makan aman itu jauh lebih penting!
Penulis: Maria Jessica Rulina Munthe, Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Editor: Patricia
Athia, P., Adityaningsari, P., Maharsi, E. D., dan Marhamah, S. 2023. Analisis Cemaran Bakteri Escherichia coli dan Salmonella typhi pada Bubur Bayi Industri Rumah Tangga di sekitar Cempaka Putih. Junior Medical Journal. Vol. 2(3): 290-296.
Gegana, R. P., Aminah., dan Ispriyarso, B. 2021. Peran Badan Pengawasan Obat dan Makanan Terhadap Pelaku Usaha di Yogyakarta. Jurnal Notarius. Vol. 14(2): 692-709.
Harini, N., Marianty, R., dan Wahyudi, V. A. 2019. Analisa Pangan. Sidoarjo: Zifatama Jawara.