Sindrom MRKH Sebabkan Ketiadaan Rahim

waktu baca 2 minutes
Kamis, 25 Jan 2024 09:46 0 Patricia Pawestri

KESEHATAN | TD – Segala sesuatu mempunyai kemungkinan untuk terjadi. Begitu juga dengan sindrom MRKH atau ketiadaan rahim dalam tubuh seorang perempuan.

Sindrom MRKH atau Mayer Rokitansky Kuster Hauser adalah terjadinya kelainan pada sistem reproduksi perempuan. Dalam kasus MRKH, beberapa organ perempuan, seperti vagina, leher rahim, dan rahim, berkembang dengan tidak sempurna.

Dalam sebuah literatur dikatakan bahwa penyebab sindrom MRKH secara tepat belum diketahui. Penyebab ini memicu terjadinya perubahan gen tertentu pada janin dalam kandungan. Namun, selalu ada kemungkinan bahwa terjadinya sindrom ini dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk, atau sifat gen bawaan yang tidak diketahui.

Terjadinya sindrom MRKH diprediksi dapat terjadi dalam 1 di antara 5000 kelahiran bayi perempuan. Meskipun begitu, perempuan yang mengalami kelainan tersebut masih mempunyai kromosom lengkap, yakni berjenis XX dan berjumlah 46.

Seorang perempuan yang mengalami sindrom MRKH bisa saja mempunyai bentuk alat kelamin luar yang sempurna, misalnya bentuk vagina dan payudara yang sama seperti perempuan normal lainnya.

Hal ini disebabkan masih adanya ovarium dan masih dapat menghasilkan sel telur. Adanya ovarium tersebut juga memberikan kesempatan hormon-hormon seksual untuk tetap dihasilkan tubuh.

Masih adanya ovarium dan sel telur pada perempuan yang tidak mempunyai rahim tersebut merupakan satu kesempatan jika ia ingin mempunyai keturunan. Bayi tabung, atau penggunaan surogate mother dengan inseminasi buatan merupakan dua contoh solusi yang dapat dijalankan.

Diagnosa atas terjadinya sindrom MRKH pada perempuan biasanya didapat ketika berumur 16-18 tahun. Pemeriksaan akan dilakukan jika remaja perempuan hingga usia tersebut tidak kunjung mendapatkan menstruasi.

Pemeriksaan dari dokter dilakukan dengan sesi konsultasi, tes darah, USG atau MRI. Dan akan bertambah jika pasien tersebut ternyata mengalami kelainan ginjal dan saluran pencernaan.

Sedangkan tindakan yang dapat dilakukan atas kelainan sistem reproduksi tersebut adalah operasi pembuatan vagina, atau memperlebar ukurannya. Tindakan ini dilakukan agar pasien dapat menjalankan fungsi seksualnya dengan lebih baik bersama pasangan. (Pat)

LAINNYA