TANGERANG | TD – Mungkin tidak banyak orang tahu bahwa teknologi drip tetes atau irigasi tetes yang kini menjadi tren di antara para petani modern, termasuk di Indonesia, ternyata berasal dari negeri Israel.
Simcha Blass adalah seorang insinyur asal Israel yang berhasil mengubah wajah gurun menjadi salah satu daerah pertanian yang hijau dan paling produktif di muka bumi.
Awalnya, Simcha Blass melihat pohon besar tumbuh di dekat pipa air yang bocor di Gurun Negev. Saat itu merupakan awal kesadaran Simcha bahwa air yang menetes perlahan ke tanah secara kontinyu dapat menciptakan lingkungan yang lembab yang dibutuhkan akar tanaman.
Ia kemudian mengadakan uji coba dengan membuat prototipe sistem irigasi tetes meggunakan selang berlubang. Ia berhasil menemukan bahwa konsep irigasi tetes yang ia temukan merupakan teknik terbaik dalam menghemat air sekaligus meningkatkan hasil pertanian dan mencegah erosi tanah.
Konsep irigasi tetes juga menjadi metode terbaik dalam pengiriman air dan nutrisi langsung ke akar tanaman.
Setelah menerapkan sistem tersebut untuk usahanya sendiri selama beberapa tahun, Simcha pun mendapat rekanan untuk mengembangkan konsep tersebut dalam skala yang lebih luas.
Tepatnya pada 1960, Kibbutz Hatzerim bersama dengan Simcha Blass membentuk Netafim, yaitu perusahaan yang khusus memproduksi produk-produk yang digunakan dalam sistem irigasi tetes.
Sistem drip tetes ala Simcha pun kemudian disempurnakan dengan penggunaan peralatan khusus yang dapat mengatur aliran air dan mencegah penyumbatan.
Di seluruh dunia, sistem irigasi tetes kemudian digunakan untuk mengoptimalkan produksi pertanian, terutama di daerah kering dan semi-kering. Di antaranya daerah-daerah pertanian di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
Warisan Simcha Blass tersebut kini masih populer digunakan di antara petani, bahkan di dalam negeri.
Simcha Blass meninggal dunia pada usia 84 tahun pada 1982. Ia dianugerahi gelar Bapak Pertanian Modern, Pelopor Pembangunan Pertanian Israel, dan juga Perintis Revolusi Hijau di seluruh dunia.
Dua penghargaan resmi juga telah diberikan atas jasa-jasanya. Pertama, Israel Prize for Agriculture 1972, dan Rothschild Prize for Innovation/Technology 1978. (*)