KESEHATAN | TD – Otak merupakan organ yang sangat kompleks dengan kerja yang luar biasa mengagumkan. Otak yang hanya merupakan 2% dari total berat tubuh manusia justru memegang peranan vital dalam fungsi berbagai organ tubuh lainnya.
Otak menunjang segala gerak organ, seperti saat berbicara, berjalan, dan menjaga keseimbangan tubuh saat beraktivitas. Karena fungsi otak yang sangat kompleks tersebut, para ilmuwan berusaha selama beberapa dekade untuk mempelajari susunan cara kerja otak. Penelitian tentang otak dimulai tahun 1986 dengan mengidentifikasi neuron-neuron pada cacing gelang.
Sejak itu penelitian terus berkembang. Dan, pada tahun 2020, tim Google dapat memetakan 25.000 neuron dari otak lalat buah. Tidak hanya menyasar serangga, tim juga memetakan sebagian otak burung kecil bernama zebra finch dan juga otak dari larva ikan zebra.
Sedangkan pada tahun ini, 2024, para peneliti dari Harvard mencoba membedah sepotong sel otak manusia. Dilansir dari Smithsonian Magazine, para ahli tersebut menemukan bahwa sel otak berukuran setengah butir beras penuh dengan 1,4 juta gigabyte informasi yang memetakan 57.000 sel dengan 150 juta sinapsis (jenis koneksi antar neuron), dan juga 230 mililiter pembuluh darah yang sangat lembut.
Mempelajari kerja otak manusia sangat penting dalam dunia sains. Pengetahuan tersebut juga berguna bagi penyembuhan penyakit otak, salah satunya adalah epilepsi.
Dalam sebuah penelitian lain terhadap penderita epilepsi, ditemukan fakta yang tidak seturut teori dalam berbagai buku yang terbit sebelumnya. Salah satunya terdapat bagian otak di mana terjadi lonjakan sinapsis yang cukup langka. Dalam satu sel neuron yang biasanya hanya memiliki 1 hingga 3 sinapsis. Sedangkan area tertentu dalam otak penderita epilepsi memiliki sel neuron dengan 50 sinapsis.
Penemuan lainnya adalah kasus di mana akson, yakni kaki-kaki atau sulur dari neuron yang bertugas mengirimkan pesan kepada kaki-kaki sel neuron lainnya, justru membungkus dirinya menjadi simpul tanpa diketahui jelas penyebabnya. (Pat)