hpn2024
LingkunganSaintek

Carbon Mapper, Bukti AS Seriusi Pengendalian Iklim

339
×

Carbon Mapper, Bukti AS Seriusi Pengendalian Iklim

Sebarkan artikel ini
Identifikasi Carbon Mapper atas pelepasan metana di sebuah tempat pembuangan sampah yang tidak tertutup sempurna. Carbon Mapper sangat membantu pemerintah AS dalam pengendalian iklim. (Foto: carbonmapper.org)
Bagikan:

TANGERANG | TD – Menilik perkembangan kesadaran dan tindak pengendalian iklim di dunia internasional, salah satu hal yang dapat diperhitungkan adalah portal data dari NASA bernama Carbon Mapper. Dengan teknologi ini, Amerika Serikat tak main-main tentang pengawasan iklim menuju Net Zero Emission di tahun 2050.

Carbon Mapper milik Amerika Serikat ini beroperasi sejak 2016. Dengan memanfaatkan data yang dikumpulkan melalui satelit, Carbon Mapper dapat mengidentifikasi emisi gas rumah kaca terlepas ke atmosfer. Identifikasi tersebut meliputi kapan, di mana, dan bagaimana emisi terlepas. Hal ini membantu keputusan kebijakan penanganan emisi secara cepat dan tepat.

Identifikasi Carbon Mapper awalnya atas situs limbah, di mana banyak gas metana muncul. Gas metana diketahui sebagai gas rumah kaca yang sukar diurai dan merupakan penyumbang dari sepertiga pemanasan global.

Pada tahun 2016, Carbon Mapper berhasil mengidentifikasi buangan metana yang sangat tinggi di California. Dan ternyata berasal dari tempat pembuangan sampah yang tidak tertutup sempurna oleh lapisan tanah. Dengan pemberitahuan Carbon Mapper, pemerintah dapat dengan cepat bertindak memperbaiki lapisan tanah penutup.

Kini Carbon Mapper juga menyasar pembangkit listrik yang menjadi biang utama penghasil gas rumah kaca CO2. Juga sumur minyak, dan infrastruktur gas alam. Selain itu kekeringan di California pun dapat dianalisa hingga ke dampak-dampaknya. Pemetaan Carbon Mapper di Hawaii juga termasuk tentang kesehatan terumbu karang.

Pada musim panas 2020, Carbon Mapper membaca pelepasan metana yang tinggi hingga berupa gumpalan dari pembangkit listrik di Los Angeles. Operator kemudian memberitahukan kebocoran gumpalan metana tersebut dan pemerintah segera memperbaikinya di bulan September 2020.

Carbon Mapper juga berhasil mengidentifikasi kebocoran infrastruktur gas alam di beberapa kota, seperti Los Angeles, New Mexico, California, dan Salt Lake City. Kebocoran gas alam sangat berbahaya karena dapat menimbulkan iritasi pada penduduk setempat, seperti mata perih, mual-mual, selain bau tak sedap. ***

Bagikan: