KOTA TANGERANG | TD — Produsen tempe di Kampung Tempe, Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang mengeluh lantaran harga kedelai terus naik.
Edo, salah satu produsen tempe di kampung tersebut mengatakan, kenaikan harga bahan baku tempe tersebut membuat para pengrajin cemas.
“Sebenarnya kenaikan ini dari lebaran kemarin, cuma dari tiga bulan ini terus mengalami kenaikan, dari Rp8 ribu sampai akhir bulan kemarin tembus Rp11 ribu lebih per kilogramnya,” ujarnya, Jumat 18 Februari 2022.
Naiknya harga kedelai, lanjut Edo, sangat berpengaruh pada usahanya itu. Di tempat produksinya, setiap hari menghabiskan 600 kilo kedelai impor. “Iya impor, kedelai lokal kualitasnya kurang, stoknya juga kurang,” katanya.
Menyikapi kenaikan harga bahan baku itu, rencananya para produsen tempe akan melakukan mogok produksi selama tiga hari.
Aktivitas produksi tempe di Kampung Tempe, Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Jumat 18 Februari 2022. (Foto : Eko Setiawan/TangerangDaily)
“Mogok tiga hari, mulai dari 21 sampai 23 Februari. Jadi Tanggal 24 sudah ada di pasaran lagi. Solidaritas saja mengikuti pusat. Kan takut juga bakal ada sweeping,” imbuhnya.
Menurutnya, jika pemerintah nantinya tidak memberikan tanggapan, para produsen tempe akan menyesuaikan harga jual dengan biaya produksi.
“Kalau pemerintah tidak ada tanggapan selama mogok, nanti harga jualnya kami naikan. Yang tadinya Rp5 ribu ukuran 25 sentimeter jadi Rp7 ribu, menyesuaikan naiknya biaya produksi,” jelasnya.
Hasil produksi tempe di kampung tersebut, kata Edo, distribusi pemasarannya tak hanya untuk pasar lokal di Kota Tangerang, namun juga hingga luar daerah, seperti Ciracas, Bogor.
“Juga dijual via online,” pungkasnya. (Eko Setiawan/Rom)