Produsen Furniture Jati Belanda di Kota Tangerang Kesulitan Bahan Baku

waktu baca 2 minutes
Sabtu, 2 Okt 2021 16:54 0 Redaksi TD

KOTA TANGERANG | TD — Kesulitan mendapatkan bahan baku jati belanda menimpa produsen furniture di Kota Tangerang selama beberapa bulan terakhir.

Munir, salah satu produsen furniture di Jalan Pembangunan 3, Kelurahan Karang Anyar, Neglasari, Kota Tangerang mengatakan, kesulitan itu terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda.

“Bahan bakunya kan impor dari Belanda, pengiriman melalui bandara. Sejak pandemi agak sulit,” katanya kepada TangerangDaily, Sabtu, 2 Oktober 2021.

Pasokan bahan baku tersebut pada saat normal, kata Munir, bisa mencapai tiga mobil truk setiap pekannya. “Namun untuk saat ini, untuk mendapatkan satu truk saja susah.”

Baca juga: Ada Pusat Oleh-oleh Kota Tangerang di Rest Area Pinang

Munir menjelaskan, furniture dengan bahan baku jati belanda memiliki kualitas yang berbeda. Karena kayu tersebut memiliki serat yang berbeda dengan jenis kayu lainnya.

“Soal harga pun paling mahal jika dibandingkan dengan kayu lokal, misalnya mahoni. Perbedaan harganya per papan sekitar Rp10 ribu sampai Rp15 ribu,” terangnya.

Selain kesulitan bahan baku jati belanda, ia juga mengaku mengalami penurunan omzet cukup drastis. “Sebelum pendemi Covid-19 tuh dibatas Rp10 juta per bulan. Kalau sekarang  Rp2 jutaan,” kata pria yang sudah 20 tahun menggeluti bidang usaha tersebut.

Baca juga: Pinjaman Tanpa Bunga Kini Bisa Diakses Pedagang di Sekitar Masjid

Di Jalan Pembangunan 3, Kelurahan Karang Anyar, Neglasari, Kota Tangerang, setidaknya terdapat 27 produsen furniture. Mereka membuka lapak di sepanjang jalan.

Beragam produk furniture berbahan baku kayu tersedia, mulai dari kursi, meja kantor, lemari, hingga gerobak.

Tak hanya untuk memenuhi pasar lokal, hasil produksi mereka telah menjangkau wilayah di luar pulau Jawa, yaitu mulai dari Sumatera hingga Papua.

“Kalau pesanan dari Papua via online. Biasanya untuk kafe,” pungkasnya. (Eko Setiawan/Rom)

LAINNYA