TANGERANG | TD – Perkembangan aliran sastra modernisme dan postmodernisme merupakan dua wacana yang menarik untuk diperbincangkan. Kedua aliran sastra yang telah muncul sejak awal abad ke-20 di Eropa tersebut sedikit banyak memberikan pengaruh mengenai teknik kepada penulis di seluruh dunia.
Kemunculan gerakan sastra modernisme dan postmodernisme banyak dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa sejarah, sosial, budaya, dan teknologi yang terjadi pada masa tersebut.
Kedua aliran sastra tersebut masing-masing memiliki ciri, tema, dan teknik yang berbeda. Pada artikel ini, akan dikupas beberapa hal mengenai kekhasan aliran sastra modernisme.
Aliran Sastra Modernisme
Kemunculan aliran sastra modernisme pada awal abad 20 merupakan reaksi para penulisnya terhadap tradisi sastra yang dianggap telah ketinggalan zaman. Para penulis aliran ini mempunyai kesadaran bahwa tradisi yang telah ada tidak relevan dengan kondisi zaman.
Aliran sastra modernisme juga dipengaruhi adanya perubahan-perubahan besar akibat Perang Dunia I. Dimulainya era industrialisasi yang dibarengi dengan urbanisasi, semakin majunya ilmu pengetahuan saat itu, serta terjadinya krisis moral dan agama.
Penekanan aliran sastra modernisme adalah pada bentuk, gaya, dan bahasa dalam karya sastra. Umumnya para penulis modernis berusaha menciptakan karya sastra yang orisinal, inovatif, sekaligus menantang aturan lama (konvensi).
Tema-tema yang banyak diangkat dalam karya sastra modernisme adalah ketidakpastian, kemunduran peradaban, alienasi, kesadaran batin, dan eksistensialisme.
Beberapa teknik yang menjadi ciri khas pada karya sastra aliran sastra modernisme adalah sebagai berikut.
1. Stream of Conciousness
Stream of conciousness atau teknik aliran kesadaran adalah metode narasi yang menggambarkan pikiran dan perasaan yang tak terhitung jumlahnya melewati pikiran tokoh.
2. Multiple Points of View
Multiple points of view atau teknik multiperspektif adalah metode narasi yang menyajikan sudut pandang yang berbeda-beda dari tokoh-tokoh dalam cerita.
3. Non Linear Structure
Non Linear Structure atau struktur tak linear adalah narasi yang tidak mengikuti urutan kronologis atau sebab-akibat, melainkan melompat-lompat antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.
4. Symbolism
Sastra modernisme sering menggunakan gaya ungkap simbolisme dengan memakai objek, tokoh, atau peristiwa yang dapat dimaknai lebih dalam.
5. Irony
Penggunaan gaya ungkap ironi juga sering ditemui dalam sastra modernisme. Ironi adalah kata-kata atau peristiwa yang bertentangan dengan harapan atau kenyataan.
Berikut ini adalah berapa contoh karya sastra modernisme yang dapat digunakan sebagai rujukan:
1. Ulysses karya James Joyce,
2. The Waste Land karya TS Eliot,
3. As I Lay Dying karya William Faulkner,
4. Mrs Dalloway karya Virginia Woolf. (*)