Florence Nightingale, Lady of the Lamp dari Peperangan Krimea

waktu baca 3 menit
Jumat, 12 Mei 2023 07:09 0 469 Patricia Pawestri

TANGERANG | TD – Hari ini, tanggal 12 Mei, seluruh perawat di dunia pasti mengingat kelahiran Florence Nihtingale. Perempuan asal Inggris ini dikenal sebagai perawat yang tak kenal lelah dalam menolong para korban dalam peperangan di Krimea, Rusia.

Florence Nightingale lahir pada tahun 1820. Ia pergi ke Jerman pada usia 26 dan terpikat pada pekerjaan yang dilakukan di rumah sakit pionir seorang pendeta. Setelah itu, ia pulang ke Inggris dan mulai menggerakkan dirinya menolong orang-orang dalam kegiatan kemanusiaan.

Panggilan hidup sebagai perawat membuat Florence Nightingale menolak semua lamaran pemuda padanya. Ia juga harus menghadapi penentangan dari ibu dan saudarinya yang menganggap pekerjaan perawat merupakan sesuatu yang hina.

Perawat, pada zaman Florence Nightingale, memang belum memiliki suatu pakem. Umumnya seorang perawat perempuan hanya dianggap sebagai buntut yang terus mengikuti ke mana tentara pergi. Selain disuruh memasak, perawat perempuan juga memuaskan kebutuhan biologis para tentara. Mereka yang menjalani pekerjaan ini seringkali berasal dari keluarga miskin. Lagipula, rumah sakit tempat perawat tersebut bekerja dianggap jorok.

Keyakinan Florence cukup keras karena ia melihat di Jerman terdapat banyak perawat yang merupakan biarawati yang telah disumpah hidup selibat. Hal inilah yang kemudian lambat laun memperbaiki imaji terhadap para perawat dan melindungi mereka dari perlakuan buruk.

Dukungan besar justru dari ayahnya. Dengan kiriman dana yang besar, Florence Nightingale dapat tetap hidup nyaman meski bekerja sebagai perawat dengan gaji kecil.

Florence mengabdikan dirinya tidak hanya di negaranya saja. Ia pernah bekerja di Jerman pada rumah sakit orang miskin, dan juga di Prancis. Ia pun pergi saat perang Prancis dengan Rusia berkecamuk. Di Krimea, Florence Nightingale memimpin 38 perawat perempuan sukarelawan.

Peran besar Florence Nightingale dalam menegakkan metode perawatan orang sakit yang benar mendapat pengakuan secara luas. Ia mendapatkan penghargaan Order of Merit dari Kerajaan Inggris dan berbagai penghargaan lain di berbagai negara dan organisasi.

Florence Nightingale mendapat julukan dari para pasien yang dirawatnya. Ia disebut sebagai Lady of the Lamp, karena setiap malam selalu berkeliling dengan membawa lampu minyak untuk memastikan kondisi pasien baik-baik saja.

Kunci keberhasilan Florence Nightingale antara lain berasal dari ketatnya kebersihan lingkungan yang ia jaga. Florence juga mengharuskan pembersihan luka dan cuci tangan setiap kali memulai dan mengakhiri perawatan. Ia juga menggunakan statistik dan data untuk mengetahui perubahan apa yang dibutuhkan demi kesembuhan pasien.

Pengabdiannya tidak berhenti pada kerja lapangan saja. Selain mendirikan sekolah keperawatan, Florence Nightingale juga menulis beberapa buku mengenai keperawatan dan kesehatan. Ia juga menguraikan gagasannya mengenai desain dan administrasi dari sebuah rumah sakit.

Florence Nightingale dan karya-karyanya, semoga menginspirasi kita semua. (*)

""
""
""
LAINNYA